Studi: Perubahan Iklim Berdampak Buruk Bagi Olimpiade

Perubahan iklim terasa di kutub.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Gelaran olahraga sejagat saat ini sedang berlangsung di Brasil. Namun di masa depan, Olimpiade bisa terancam krisis akibat perubahan iklim.

Taiwan Ajak Dunia Lawan Perubahan Iklim

Dalam studinya, tim peneliti dari Universitas California Berkeley, Amerika Serikat dan University of Auckland, Selandia Baru itu menunjukkan perubahan iklim mengakibatkan terbatasnya kota yang layak jadi tuan rumah Olimpiade di masa depan.

Dikutip dari Xinhua, Senin 15 Agustus 2016, hasil studi peneliti menghasilkan di masa depan hanya ada delapan kota di belahan Bumi Utara, di luar Eropa Barat yang cukup dingin untuk menggelar Olimpiade sampai 2085.Sementara, peneliti mengatakan, di Amerika Utara, hanya tiga kota saja yang layak menjadi tuan rumah Olimpiade di masa depan.

Jadwal 'Kiamat' Tak Bisa Ditunda, Sosok Penting Ini Menyerah

"Perubahan iklim bisa membatasi pelaksanaan Olimpiade, dan bukan hanya karena kenaikan muka air laut," jelas Kirk Smith, profesor kesehatan lingkungan global Kesehatan Publik UC Berkeley.

Dalam studinya, untuk sampai pada kesimpulan tersebut, peneliti menggunakan dua model iklim. Model itu untuk memproyeksikan peningkatan suhu pada abad berikutnya dan data itu diterapkan ke kota-kota di dunia untuk menentukan sejauh mana tingkat kelayakan iklim dan kondisi lingkungan kota sebagai tuan rumah Olimpiade.

5 Negara yang Diramalkan Hilang dari Peta, Ada Tetangga Indonesia

Dalam studi itu, peneliti mengukur kombinasi suhu, kelembapan, radiasi panas dan angin.

Peneliti mengaku fokus meriset pada belahan Bumi utara, yang mana area ini merupakan rumah bagi 90 persen populasi dunia.

Mereka mencoret kota dengan ketinggian 1,6 kilometer di atas permukaan laut. Sebab, penyelenggaraan Olimpiade di ketinggian terbukti banyak tantangan. Kasus Olimpiade Mexico City pada 1968 sudah menjadi buktinya.   

Hasil pengukuran peneliti menunjukkan, tiap tempat yang mungkin jadi tuan rumah Olimpiade, punya risiko 10 persen membatalkan pertandingan maraton, sebab kondisi cuaca makin panas ke depan.

Kemudian, hasil lainnya menunjukkan, pada 2085, hanya Istanbul, Madrid, Roma, Paris dan Budapest saja yang layak menjadi tuan rumah Olimpiade.

Peneliti mengatakan pada 2085, kota sekelas Tokyo tidak layak jadi tuan rumah, sebab iklim di kota Jepang ini diperkirakan terlalu panas untuk keamanan atlet. Padahal Olimpiade berikutnya, yakni pada 2020, Tokyo menjadi tuan rumahnya.

Jika proyeksi studi peneliti ini benar, maka pada abad ke-22, hanya empat kota saja di belahan Bumi utara yang layak jadi tuan rumah Olimpiade yaitu Belfast dan Dublin (Irlandia) serta Edinburg dan Glasgow (Skotlandia).

 

(ren)

Presiden Prabowo Bertemu Sekjen PBB Antonio Guterres

Di Hadapan Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia terhadap Energi Terbarukan

Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres di Rio de Janeiro, Brazil pada Minggu,

img_title
VIVA.co.id
18 November 2024