Warga Suarakan 'Jogja Darurat Air' Lewat Film

Ilustrasi krisis air
Sumber :
  • ANTARA/Sigid Kurniawan

VIVA.co.id – "Jogja Darurat Air," kalimat tersebut tak asing bagi warga Yogyakarta yang mengalami kesulitan air padahal musim hujan baru saja berlangsung. Warga pun harus membeli air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membuat pengeluaran semakin membengkak.

Prabowo dan Anwar Ibrahim Bicara Empat Mata di Malaysia, Seskab Teddy Ungkap Inti Pembicaraan

Pada 2015, 87% sumber air PDAM Jogja masih diambil dari air tanah dan lebih dari separuh penduduk Jogja menggunakan air tanah sebagai sumber air minumnya. Menjadi gantungan hidup sekitar 3 juta penduduk, air tanah di Jogja dimanfaatkan secara berlebihan, akan tetapi tidak dihargai dan diatur secara memadai.

Pengguna komersial dibiarkan berhadap-hadapan langsung dengan pengguna rumah tangga. Akibatnya, kekalahan banyak terjadi dari kalangan rumah tangga yang dibuktikan dengan keringnya sumur-sumur warga.

Jadwal Mobil SIM Keliling Jakarta, Bogor, Bandung Jumat 10 Januari 2025

Ironisnya, ketika terjadi persaingan secara langsung antara pengguna komersial dengan rumah tangga, tidak ada pengaturan dan pengelolaan yang memadai dari pemerintah yang berwenang. Puncak dari kekesalan warga pun sempat diungkapkan lewat aksi teaterikal Dodok yang menggelar aksi mandi lumpur di depan salah satu hotel di kawasan Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

Kini, rentetan peristiwa Jogja Darurat Air diangkat dalam sebuah film dan diputar di UC (University Club) UGM Yogyakarta dan terbuka untuk umum.

Ada Potensi Muncul Calon Berkualitas Rendah dampak Presidential Threshold Dihapus, Menurut Bamsoet

Teguh, jurnalis dan salah satu penggagas film Jogja Darurat Air mengatakan, pemutaran film yang dilanjutkan dengan diskusi Kemerdekaan dan Hak Warga atas Air menyimpulkan bahwa ketergantungan Jogja atas air tanah sangat besar.

Lewat film tersebut Teguh berharap ada perhatian besar dari Kepala Daerah atas permasalahan ini. Sudah saatnya Jogja memiliki komitmen menjaga cadangan air tanahnya dengan membangun instalasi air untuk mengolah air permukaan yang ada agar dapat dimanfaatkan oleh penduduk.

Tugu Yogyakarta.

Pakar Hidrologi: Yogya dan Sleman Bakal Krisis Air

Penyebabnya, maraknya pembangunan hotel, mal, dan apartemen mewah.

img_title
VIVA.co.id
2 September 2016