Apa Manfaat Reklamasi Teluk Jakarta Bagi Ekonomi Nasional?
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA.co.id – Efek ganda dari reklamasi Teluk Jakarta, secara ekonomi dinilai sangat besar. Manfaat yang dirasakan salah satunya pada saat pelaksanaan, proyek reklamasi pantai utara Jakarta ini bisa menyerap puluhan ribu tenaga kerja.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Suryadi Sasmita menjabarkan, sekiranya lebih dari 20 ribu tenaga kerja akan diserap dalam pengerjaan proyek tersebut. Apalagi, ada 167 perusahaan yang ikut dalam pengembangan reklamasi Teluk Jakarta.
"Mereka, tentu membutuhkan tenaga kerja untuk melaksanakan proyek ini," kata Suryadi dikutip dari keterangannya, Jumat 12 Agustus 2016.
Dia pun menjelaskan, puluhan triliun dana yang berputar selama pengembangan proyek reklamasi ini juga dapat mendorong perekonomian Indonesia di masa depan.
"Bayangkan, kalau nanti sudah terwujud, wilayah pulau-pulau buatan ini akan menjadi pusat ekonomi baru yang memutar dana miliaran rupiah setiap harinya," tambahnya.
Suryadi menjelaskan, di pulau-pulau hasil reklamasi ini nantinya akan ada tempat kegiatan bisnis, rekreasi, dan pemukiman. Kegiatan ekonomi di wilayah baru ini tidak hanya dari penduduk dan warga yang bekerja di sana, tetapi juga dari wisatawan yang datang.
"Melihat master plan (rencana induk) dari proyek ini yang akan menjadikan Jakarta sebagai waterfront city, saya yakin setiap hari akan berkunjung ribuan wisatawan domestik maupun manca negara ke tempat itu nantinya," ujar Suryadi.
Suryadi menerangkan, dengan menerapkan konsep waterfront city, nantinya akan menjadikan pantai utara Jakarta sebagai wilayah berkelas dunia. Tak kalah bersaing dengan kawasan waterfront Marina Bay Sands di Singapura.
"Tak perlu jauh ke luar negeri, nantinya kita juga punya tempat yang seperti Marina Bay, di sini," ungkapnya.
Manfaat untuk nelayan
Suryadi meyakini, wilayah baru hasil reklamasi ini juga akan memberi manfaat bagi nelayan. Terlebih lagi, konsep Waterfront City yang berorientasi pada pariwisata akan menumbuhkan bisnis di sektor kuliner.
"Wisata tepi pantai biasanya menghadirkan sajian makanan laut, atau seafood. Dari sini, kita bisa mendesain rencana untuk melibatkan nelayan dalam kegiatan bisnis kuliner," kata Suryadi.
Menurut Suryadi, nelayan tidak hanya bisa terlibat sebagai pemasok ikan-ikan segar bagi pebisnis kuliner, tetapi para nelayan juga bisa menjadi pelaku bisnis kuliner di sana.
"Dengan perencanaan yang matang dan melalui training yang intensif, Pemprov DKI bisa memfasilitasi dan mempersiapkan para nelayan untuk merasakan secara maksimal manfaat pengembangan wilayah baru ini," jelas Suryadi. (asp)