Aprindo Jelaskan Soal Minimarket Mainkan Harga

Usaha ritel minimarket
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy N. Mandey menanggapi isu yang beredar, terkait adanya dugaan permainan harga yang dilakukan minimarket. Dia menegaskan, hal tersebut bukan merupakan modus penipuan.

“Perbedaan harga produk yang tertera di rak dengan di komputer kasir (struk belanja), bukan  merupakan modus penipuan oleh pengelola minimarket, atau swalayan. Namun, merupakan human error, atau kelalaian yang dilakukan oleh personel toko,” kata Roy seperti dikutip dari keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis 11 Agustus 2016.

Roy menerangkan, perubahan dan pengaturan harga produk di ritel modern pada umumnya dilakukan secara terpusat dan didistribusikan ke seluruh toko melalui sistem teknologi informasi yang sudah terintegrasi.

Perubahan harga dapat terjadi setiap hari maupun mingguan, tergantung keputusan dari kantor cabang maupun kantor pusat. “Perubahan harga biasanya terjadi, karena adanya perubahan harga beli dari supplier, promosi produk maupun pertimbangan lainnya untuk menjaga persaingan pasar,” tuturnya.

Menurut Roy, perusahaan ritel modern telah memiliki standard operating procedure, terkait perubahan harga. Jika konsumen menemukan adanya perbedaan harga produk antara di rak dengan komputer kasir (struk belanja), konsumen bisa membayar dengan harga terendah.

“Personel toko akan menerima informasi perubahan harga melalui komputer dan bisa langsung melakukan update harga di komputer kasir. Namun, untuk pergantian harga di rak, dilakukan secara manual. Personel toko akan mencetak label harga yang baru untuk mengganti label harga lama di masing-masing rak,” kata dia.

Adapun dalam proses pergantian harga tersebut, sambung Roy, tentu memungkinkan terjadi kelalaian pegawai. “Kelalaian tersebut biasanya terjadi, karena beberapa hal, seperti pergantian shift, personel baru, penundaan cetak label, karena menerima barang dari gudang, serta kelalaian lainnya,” ujarnya.

Roy menambahkan, adanya kejadian ini merupakan kritik yang positif bagi para pengelola ritel modern. “Ini menjadi perhatian, agar kami memberikan pelayanan yang lebih baik dan meningkatkan kemampuan personel di toko,” tutur Roy. (asp)

Misi Pemerintah Lewat Transformasi Digital Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2% di 2024