Seni Tindik Menginspirasi Dunia Fesyen
- instagram.com/lifeinperfectdisorder/
VIVA.co.id - Seni tindik atau piercing menjadi fenomena baru dalam dunia fesyen. Seni ini merupakan tren yang datang dan hilang selama ribuan tahun, dengan kali pertama diterapkan pada daun telinga.
Selain itu, juga pernah dilakukan di tubuh mumi, yang ditemukan di Austria. Sementara di Timur tengah, seni tindik dilakukan di hidung, dengan tujuan untuk melancarkan kelahiran.
Sedangkan dalam peradaban Maya dan Aztec, tindik dilakukan di lidah sebagai pengabdian kepada para dewa. Adapun tindik di bibir dilakukan oleh suku Eskimo di Alaska sebagai bentuk kepercayaan. Dan jauh sebelum Rihanna memamerkan tindik di bagian vitalnya, Ratu Perancis, Isabella lebih dulu melakukannya pada tahun 1300-an.
Pada abad 21, tren piercing dimanfaatkan desainer dalam dunia fesyen. Mereka mengambil seni kuno ini, dengan cara yang lebih mudah dan tanpa rasa sakit lantaran tindik diterapkan dalam pakaian.
Dikutip dari Racked, logam kecil, cincin, barbel, dan kancing memang mengalami kebangkitan besar di dunia fesyen. Aksesori ini djadikan perhiasan wajah dalam gelaran fesyen Givenchy untuk koleksi musin gugur tahun 2015 atau grunge yang terinspirasi cincin alis dalam koleksi Rodarte musim semi 2015.
Tren ini masih berlanjut dalam koleksi fesyen musim gugur 2016, dengan tindikan dalam sweater angora karya Alexander Wang dan tas kulit maupun blus JWAnderson. Tren ini bahkan menjadi heboh di media sosial, di mana model dan aktris Ruby Rose mengunggah fotonya mengenakan sweater warna merah muda dengan aksen tindik di dada sebelah kiri.