Empat Pedoman Penting untuk Layar Lebar Indonesia

Kamis, 11 Agustus 2016 - 08:31 WIB

Oleh :

Diza Liane Sahputri,

Acara Korea-Indonesia Cinema Global Networking

Sumber :

VIVA.co.id/Diza Liane

VIVA.co.id

- Untuk memberikan pertunjukan film di layar lebar, ternyata memiliki beberapa pedoman. Untuk itu, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menuturkan empat pedoman yang sudah seharusnya dimiliki oleh bioskop Indonesia.

Di dalam pemaparannya dalam diskusi mengenai Langkah Strategis Bekraf Dalam Pengembangan Perfilman, Endah Wahyu Sulistianti selaku perwakilan dari Bekraf mengaku Indonesia membutuhkan keempat pedoman ini sebelum menayangkan filmnya secara luas.

"Pertama memperhatikan komposisi pemeringkatan kelas bioskop dan rasio kepadatan dari bioskop di sebuah kota. Ini menjadi langkah wajib sebelum pembukaan bioskop baru di kota-kota kecil," ujarnya dalam acara Korea-Indonesia Cinema Global Networking di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu 10 Agustus 2016.

Endah juga menekankan pentingnya ada alat pendukung berupa Sistem Pelaporan Tiket Bioskop Terpadu (Integrated Box Office System). Di mana sistem tersebut bisa mencatat penjualan seluruh tiket bioskop di Indonesia yang nantinya dikelola oleh Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusbang Film).

Baca Juga :

Taekwondo Jenis Ini Digandrungi Wanita Korea

"Dengan sistem ini jadi ada data penonton, ada juga preferensi ketika film enggak laku penontonnya segini, penonton umurnya segini. Itu bisa jadi database pelaku film untuk mengembangkan filmnya lebih lanjut," jelasnya pada awak media.

Baca Juga :

Ayo Berburu Tiket ke Korea Selatan

Lebih lanjut, Endah menuturkan peran Bioskop untuk penerapan klasifikasi usia untuk menonton sebuah film harus dilakukan secara ketat. Hal terakhir yang menjadi perhatiannya yaitu pentingnya data yang didapatkan dari Integrated Box Office untuk melihat perkembangan film karya anak bangsa.

Baca Juga :

Ini Daftar Pemenang Piala Usmar Ismail Awards 2016

"Hal ini meliputi jumlah penjualan tiket dan pendapatan kotor per judul film, per pertunjukan, per lokasi pertunjukan, baik film lokal maupun film impor," kata dia.