10 Tahun ke Depan, RI Bangun Pembangkit Geothermal 7.000 MW
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia harus mencapai target penggunaan energi baru dan terbarukan sebesar 23 persen pada 2025. Menurutnya, energi yang ramah lingkungan itu perlu ditingkatkan untuk mendorong peningkatan rasio elektrifikasi di Indonesia.
Menurut Wapres, salah satu yang didorong untuk mencapai itu adalah energi panas bumi, atau geothermal yang potensinya cukup besar, yaitu mencapai 29 ribu Megawatt (MW). Saat ini, penggunaan energi ini masih minim, untuk itu perlu dibangun pembangkit listrik tenaga panas bumi sebanyak 500 MW tiap tahun.
"Geothermal itu tentu potensi yang besar, yaitu yang baru dipakai saat ini 1,5 Gigawatt, kalau rencana 10 tahun yang akan datang 7.000 MW. Artinya, setiap tahun harus dibangun setidaknya 500 MW, memang skala nanti tergantung daerahnya," kata Kalla dalam acara Indonesia Internasional Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2016 di Jakarta Convention Center, Rabu 10 Agustus 2016.
Menurut dia, hal ini perlu didorong dengan tidak merusak lingkungan dan hutan. Kurang lebih 10 tahun yang akan datang, Indonesia akan memiliki 23 persen energi baru dan terbarukan, yang tentunya harus dengan ada kerja sama antara swasta dengan pemerintah.
"Swasta juga harus jadi pendukung pemerintah. Jadi, lebih banyak kita memilih di mindmap yang terhindar dari malapetaka, artinya adalah beralihnya tren ke renewable, demi hidup yang sehat," katanya. (asp)