Takut Hidung Diamputasi, Ken 'Barbie' Setop Operasi Plastik
VIVA.co.id - Seorang yang dikenal sebagai boneka barbie Ken di dunia nyata ini akhirnya menghentikan rangkaian operasi plastiknya setelah menjalani sekitar 43 prosedur. Ia memutuskan menghentikan segala rangkaian operasinya karena wajahnya hancur akibat sejumlah infeksi yang disebabkan operasi hidung keenamnya.
Dilansir laman Metro, pria bernama Rodrigo Alves, asal Brasil ini telah menghabiskan lebih dari £350 ribu atau setara Rp5,9 miliar, untuk tampil seperti kekasih Barbie. Dan sekarang, ia harus mengasuransikan badannya sebesar £1 juta setara Rp17 miliar setelah seekor serangga memakan lubang di hidungnya.
Dia terpaksa harus membayar £ 40.000 setara Rp682 juta untuk menjalani perawatan darurat sebelum operasi rekonstruksi hidung yang ketujuh. Ia mengatakan, tidak ingin melakukan perawatan yang ekstrem lagi. Namun ia, tidak menyerah untuk berhenti melakukan perawatan alami dan mengurangi berat badan.
"Saya tidak berolahraga sama sekali, jadi saya harus memiliki beberapa bantuan klinis untuk mengurangi lemak di beberapa bagian di tubuh saya," katanya.
Ia juga menambahkan bahwa telah mencoba segala hal, termasuk terapi frekuensi radio, dan pembentukan tubuh melului budy sculpting pada punggung dan kakinya.
Pada awal tahun ini, Rodrigo tengah berlibur di Spanyol ketika sebuah lubang mulai muncul di hidungnya.
Dia kemudian dilarikan ke rumah sakit di Malaga dan ia menemukan bahwa ia memiliki nekrosis-- ada sebuah daging mulai mati karena kurangnya pasokan darah karena efek samping dari operasi hidung keenamnya.
Ia diperingatkan bahwa akibat operasi plastik pada hidungnya, bisa menyebabkan infeksi, dan mengharuskan hidungnya diamputasi.
Tapi ia menegaskan, bahwa dia tidak akan berhenti melakukan perawatan kecantikan. Menurutnya masih banyak perawatan noninvasif yang bisa menggantikan operasi bedah.
"Saya telah memutuskan untuk menjalani perawatan yang tidak menggunakan operasi, dan hanya akan menjalani operasi plastik yang lain lagi jika itu untuk alasan medis darurat. Saya tidak bisa mengambil risiko itu lagi tapi saya ingin terus memperbaiki diri."
(mus)
