Tips Jadi Pemain Baru di Sektor Properti
VIVA.co.id - Bisnis properti ibarat seni karena tidak ada yang pasti di dalamnya sehingga setiap pemula yang akan masuk bisnis ini harus siap mental dan pandai menyesuaikan diri. Banyaknya orang yang memiliki disiplin ilmu dan karakter berbeda membuat bisnis ini cukup seksi untuk dimasuki. Â
Hal tersebut diungkapkan oleh, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda, yang mulai menjamah dunia properti sejak 1995 hingga saat ini menjadi konsultan properti terkemuka di Indonesia. Prinsip bisnisnya yang tidak semata-mata untuk uang tersebut telah membuat dirinya bertahan lama di sektor properti.
Ali Tranghanda yang diwawancara khusus oleh VIVA.co.id, beberapa hari yang lalu mengungkapkan dirinya memang banyak dikenal sebagai analis, konsultan, akademisi, praktisi pasar, dan pemasar properti. Semua bidang tersebut menjadikan bekal dirinya untuk memasuki sub bidang di bisnis properti tersebut.
Menurut dia, untuk menjadi seorang konsultan properti yang baik tentu setiap orang perlu belajar dari banyak kesalahan yang dilakukan oleh konsultan-konsultan properti sebelumnya, di mana mereka sangat percaya pada angka-angka historikal namun tidak tahu kondisi sebenarnya dilapangan.
"Saya sebagai konsultan properti memberikan sebuah hasil studi dan analisis bukan berdasarkan uang semata, tapi kenikmatannya ketika saya mampu mengeksplor ide-ide cemerlang, dan ibarat hobi. Hobi saya ini yang dibayar," jelas Ali.
Ia menambahkan, sebagai konsultan properti dirinya harus bisa menjelaskan bagaimana pebisnis melihat potensi dan peluang ke depan dan terus belajar. Sehingga, jangan memaksakan diri terlalu berlebihan di awal karena pada saatnya keuntungan akan mengalir dengan sendirinya.
"Dari zaman dulu properti menjadi salah satu investasi yang paling aman dan bisa menjadi ukuran status orang di masyarakat," katanya.
Dia menilai, seorang pengusaha properti saat ini tidak bisa monoton dan puas dengan apa yang telah diraihnya, karena kunci bisnis properti saat ini adalah inovasi dan kreativitas. "Tanpa itu kita akan ditinggalkan. Mau berubah atau ditinggalkan. Selalu update informasi dan jangan merasa sudah tahu," tegasnya.
Perlu diketahui, sebelum dirinya menjadi Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) pada 2010, Ali pernah bekerja selama tujuh tahun sebagai konsultan di PT Panangian Simanungkalit & Associates, kemudian di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) selama lebih kurang dua tahun yang menangani restrukturisasi perusahaan-perusahaan properti.Â
Dia juga pernah terjun langsung ke perusahaan pengembang sebagai Business Development dan Marketing Consultant di Gapuraprima Group kurang lebih tiga tahun. Lalu, mengibarkan bendera Pusat Strategis Intelijen Properti (PSIP) sebagai lembaga data dan riset properti.