Catat, Deretan Fenomena Astronomi Sampai Akhir 2016
VIVA.co.id - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, mengungkapkan setidaknya masih ada beberapa rentetan fenomena astronomi yang dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia hingga akhir tahun 2016.
Thomas mengatakan, pada Agustus ini, fenomena yang bisa dinikmati yaitu hujan meteor Perseid.
“Tapi kemungkinan terganggu oleh purnama,” ujar Thomas kepada VIVA.co.id saat ditemui di Gedung Lapan, Jakarta Timur, Jumat, 5 Agustus 2016.
Kemudian, hujan meteor Orionid yang diperkirakan terjadi pada November. “(Keduanya), yang terjadi rutin tiap tahun,” kata Thomas.
Hujan meteor Orionid sangat jelas terlihat dan tampak sampai 20 meteor hijau dan kuning tiap jamnya. Orionid adalah nama cahaya meteor yang berada di langit pada tempat titik mereka berasal.
Meteor ini bisa dilihat di seluruh penjuru langit, tapi garis pergerakan mereka akan selalu menunjuk ke arah cahaya. Cahaya meteor Orionid terletak di dekat konstelasi Orion. Hujan meteor Orionid ini disebabkan oleh Komet Halley yang orbitnya sekitar 75-76 tahunan.
Sementara itu, hujan meteor Perseid merupakan meteor yang mungkin bisa dilihat paling jelas dan biasanya terlihat di belahan bumi bagian utara pada saat malam di musim panas yang hangat. Terang dan banyak, Perseid dikaitkan dengan komet Swift-Tuttle yang menakjubkan.
Meteor ini berasal dari sebuah cahaya di rasi Perseus dan terjadi ketika Bumi melewati aliran meteor yang dikenal dengan nama awan Perseid, yang sebenarnya adalah residu dari ekor komet Swift-Tuttle.
Sebagian besar debu dari awan Perseid berumur ribuan tahun, walaupun ada beberapa di antaranya adalah debu muda yang menguap dari komet pada 1862.
Hujan meteor Perseid telah diamati sekitar 200 tahun lalu dan biasanya terlihat mulai pertengahan Juli dan puncaknya pada 12 Agustus tiap tahunnya. (ase)