BPS: Pertumbuhan di Sektor Pertambangan Melambat

Penambangan minyak rakyat di Wonocolo Jawa Timur
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA.co.id - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2016 sebesar 5,18 persen. Pertumbuhan didukung oleh hampir semua lapangan usaha kecuali pertambangan dan penggalian yang mengalami kontraksi (melambat) sebesar 0,72 persen.

Adapun pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor jasa keuangan dan asuransi sebesar 13,51 persen, diikuti informasi dan komunikasi sebesar 8,47 persen dan jasa lainnya sebesar 7,88 persen.

Kepala BPS, Suryamin, mengungkapkan bahwa struktur produk domestik bruto (PDB) menurut lapangan usaha atas dasar harga yang berlaku pada triwulan II 2016 masih didominasi oleh tiga lapangan usaha utama.

"Pertama adalah industri pengolahan sebesar 20,48 persen. Lalu kedua pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 14,32 persen dan ketiga, perdagangan besar-eceran reparasi mobil-sepeda motor sebesar 13,26 persen," kata Suryamin di kantor pusat BPS, Jumat 5 Agustus 2016.

Sementara itu, Suryamin melanjutkan jika dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi triwulan II ini, Industri pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 1,03 persen, diikuti kontruksi sebesar 0,59 persen.

Lalu disusul oleh perdagangan besar-eceran, reparasi mobil-sepeda motor sebesar 0,55 persen, dan jasa keuangan dan asuransi sebesar 0,50 persen.

BPS melaporkan Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran PDB atas dasar harga yang berlaku triwulan II 2016 mencapai Rp3.086,6 dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.353,2 triliun.

United Tractors Akan Produksi Tambang Emas

(ren)