Konsumen di Asia Kian Bergairah, Ungkap Survei Nielsen
- REUTERS/John Kolesidis
VIVA.co.id - Lembaga survei terkemuka, Nielsen Research, mengungkapkan keyakinan konsumen di seluruh dunia secara umum tidak mengalami perubahan atau tetap berada pada indeks 98, sama seperti kuartal I (Q1) tahun ini. Namun, konsumen di Asia disurvei kian optimistis akan kondisi ekonomi global maupun di negara mereka masing-masing.
Hal itu menurut Global Survey of Consumer Confidence and Spending Intentions kuartal II (Q2) 2016 seperti dikutip dari siaran pers Nielsen di Jakarta, Jumat 5 Agustus 2016.Â
Berdasarkan survei global Nielsen, keyakinan konsumen di Amerika Serikat berada pada indeks 113, meningkat tiga poin dari Q1. Lalu, di Eropa, beberapa minggu sebelum referendum Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa (Brexit), keyakinan konsumen stabil di angka 79 persen, atau meningkat satu poin dari Q1.
Kemudian, di wilayah Asia Pasifik, keyakinan konsumen relatif stabil di angka 107 persen, meningkat satu poin dari kuartal sebelumnya. Sementara itu, wilayah Amerika Latin juga tercatat stabil, tidak berubah dari angka indeks 78 seperti di Q1.
Selanjutnya, wilayah Timur Tengah dan Afrika mencatat keyakinan konsumen menurun satu poin persentase dibandingkan dengan Q1 tahun ini. Sehingga, menjadi 89 persen.
"Keadaan Ekonomi tetap menjadi kekhawatiran utama konsumen global, dan terorisme menjadi kekhawatiran utama di wilayah Eropa," kata Direktur Manajemen Nielsen Indonesia, Agus Nurudin.
Menurut data, ada lima faktor yang menjadi kekhawatiran konsumen global, yaitu pertama keadaan ekonomi saat ini, yang memegang pengaruh sebesar 38 persen. Kemudian, faktor kriminalitas memiliki pengaruh 20 persen, dimana jadinya sebesar 17 persen.
Ketiga, keseimbangan antara hidup dan pekerjaan memiliki pengaruh 15 persen. Keempat, ada faktor yang baru muncul, tapi telah memiliki pengaruh sebesar 15 persen, yaitu kesejahteraan keluarga dan kebahagiaan. Lalu, faktor kelima adalah kesehatan yang memegang pengaruh 13 persen.
"Pada kuartal kedua ini ada hal yang menarik, yaitu faktor
kesejahteraan keluarga dan kebahagiaan yang tadinya tidak ada, sekarang ada, dan ada angka kriminalitas yang meningkat," lanjut Agus.
(ren)