Kurang Gesit, Rupiah Masih Sulit Menguat

Ilustrasi rupiah.
Sumber :
  • VIVA/Bayu Nugraha
VIVA.co.id
-  Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) cenderung tertekan, namun rupiah kurang gesit untuk memanfaatkan momentum ini untuk kembali ke jalur hijau pada penutupan kemarin. Sehingga, masih sulit bagi rupiah untuk kembali ke zona penguatannya.

Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, menuturkan, pelemahan nilai mata uang garuda disebabkan seiring harga minyak dunia yang terus merosot di area US$40 per barrel.

"Meski USD bergerak cenderung tertekan, keadaan ini gagal dimanfaatkan oleh rupiah setelah bergerak melemah pada perdagangan kemarin," kata dia dalam risetnya, Kamis 4 Agustus 2016.

Reza menuturkan, mata uang Yen terlihat mampu untuk berbalik menguat pada perdagangan kemarin, setelah pemerintah setempat menyetujui adanya paket kebijakan stimulus senilai 28 triliun Yen guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Menkeu Rombak Asumsi Nilai Tukar Rupiah di APBN-P 2016
"Nilai tersebut resmi diumumkan setelah Bank of Japan serta menteri keuangan mengadakan pertemuan," tuturnya.

Pekan Ini Rupiah Bakal Terus Menguat, Ini Pendorongnya
Adanya sentimen ini membuat laju dolar AS tertekan, tidak hanya terhadap Yen, namun turut melemah terhadap Euro, poundsterling, New Zealand dolar, serta dolar Australia.

Tax Amnesty Dikhawatirkan Bisa Jadi Bumerang Bagi RI
"Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp13.107 hingga Rp13.077 per dolar AS," ujar Reza.

Uang rupiah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016