Komisi IX Kunjungi RS Bethesda Yogya Terkait Vaksin Palsu
Rabu, 3 Agustus 2016 - 10:59 WIB
Sumber :
VIVA.co.id
- Komisi IX DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Rumah Sakit (RS) Bethesda Yogyakarta, Selasa 2 Agustus 2016. Dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Syamsul Bachri, M.Sc melalui kunjungan ini, DPR ingin cari gambaran tentang terkait indikasi dugaan laporan menjadi pemasok botol bekas untuk digunakan sebagai kemasan vaksin palsu.
Saat Tim kunker Komisi IX DPR berdialog dengan pihak Rumah Sakit (RS) Bethesda, pihak Manajemen Rumah Sakit (RS) Bethesda Jogja membantah menjadi pemasok botol bekas untuk digunakan sebagai kemasan vaksin palsu. Sebelumnya, nama RS Bethesda muncul dalam bagan penyedia atau pemasok botol bekas untuk mengemas vaksin palsu seusai diproduksi. Munculnya nama itu seiring pemaparan dalam bentuk bagan berisi 14 RS dan enam orang bidan yang terlibat dalam proses produksi vaksin palsu yang dirilis Kepolisian dan Kementerian Kesehatan.
Tim Kunker Komisi IX DPR diterima langsung Direktur RS Bethesda Dr.R. Gatot Titus Wiratsongko, dalam pertemuan tersebut pihak RS Bethesda mengatakan bahwa ada pemeriksaan dari Kepolisian dan ada oknum dari RS tersebut yang terlibat. Selain itu, Gatot Titus Wratsongko mengungkapkan pengelolaan kemasan bekas vaksin sebagai limbah medis dilakukan sesuai standar prosedur operasional (SPO) khusus dan sesuai undang-undang.
“Kalau terbukti pihak ketiga memberikan peluang terhadap oknum, atau terlibat dalam pemasokan botol bekas untuk kemasan vaksin palsu, maka akan kami evaluasi. Tindakan itu berarti sebuah pelanggaran kesepakatan,” ujarnya kepada anggota Komisi IX DPR.
Pengelolaan limbah medis diawali dengan mengumpulkan limbah di sebuah tempat khusus untuk mengumpulkan limbah medis, lalu ada proses pembersihan, termasuk membersihkan label kemasan. Setelah itu, limbah itu diolah oleh pihak ketiga yang telah menjalin kerja sama dengan SPO yang sudah disepakati dalam nota kesepakatan. Dalam pengelolaan limbah, meskipun sudah diserahkan kepada pihak ketiga, RS Bethesda tetap melakukan pengawasan.
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI-Perjuangan Dr. Karolin Margret Natasa meminta untuk mengevaluasi kembali terhadap pengelolaan limbah rumah sakit dan penggunaan vaksin palsu, agar tidak terulang kasus-kasus yang serupa, sehingga tidak ada yang di rugikan.
Tim Komisi IX DPR melanjukan kunjungan ke gedung baru Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Yogyakarta. Hal yang dikeluhkan BPOM Yogyakarta dalam melakukan pengawasan obat dan makanan adalah kurangnya sampel pembanding dan sumberdaya manusia yang terbatas. (www.dpr.go.id)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Tim Komisi IX DPR melanjukan kunjungan ke gedung baru Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Yogyakarta. Hal yang dikeluhkan BPOM Yogyakarta dalam melakukan pengawasan obat dan makanan adalah kurangnya sampel pembanding dan sumberdaya manusia yang terbatas. (www.dpr.go.id)