Dampak Brexit Terus Ciptakan Ketidakpastian Ekonomi
- Dok BI
VIVA.co.id - Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve of New York) mengakui, dampak dari hasil referendum Inggris, yang menyatakan keluar dari Uni Eropa (Brexit) beberapa waktu yang lalu masih sulit diukur, terutama terhadap perekonomian Amerika Serikat.
Hal ini diungkapkan Presiden The Federal Reserve of New York William C. Dudley, dalam Joint International Seminar “Managing Stability and Growth Under Economic and Monetery Divergence" yang diadakan di Sofitel, Nusa Dua, Bali, Senin 1 Agustus 2016.
Dudley mengatakan, dampak Brexit secara langsung terhadap perekonomian Paman Sam, memang tidak terlalu cukup signifikkan. Utamanya, kepada sektor perdagangan, di mana total ekspor AS ke negeri Elizabeth hanya mencapai 0,7 persen dari total produk domestik bruto (PDB).
Tetapi, menurut dia, keputusan Brexit justru akan berdampak bagi aktivitas ekonomi Eropa. Pengaruh terhadap pasar keuangan global pun akan semakin terasa. AS, sebagai bagian dari pasar keuangan, mau tidak mau akan terkena dampaknya.
"Pertumbuhan Inggris akan melambat sebagai konsekuensinya," jelas Dudley.
Meski begitu, dampak potensial Brexit akan tetap menjadi perhatian khusus bagi bank sentral, meskipun memang sentimen yang diberikan kepada pasar keuangan global hanya bersifat jangka pendek. Namun, Dudley menegaskan, ini akan tetap menjadi sebuah ketidakpastian global.
"Saya percaya, potensi dampak susulan menimbulkan risiko penurunan jangka menengah untuk ekonomi global. Ini risiko yang perlu dipantau," kata dia. (asp)