Cara Bentengi Anak dari Konten Negatif Media Sosial
- Pixabay
VIVA.co.id - Media sosial menjadi salah satu media bagi anak usia remaja dalam mengekspresikan dirinya. Namun, seringkali banyak yang justru menggunakannya secara tidak bijak, sehingga memancing cyber bullying. Karena itu, peran orangtua dalam mengawasi penggunaan media sosial sangat penting.
"Banyak luangkan waktu. Mulailah dari rumah dulu, mulai dengan waktu berkualitas untuk anak. Kita berharap ke depannya dampak negatif bisa diminimalisir," kata dr. Catharine Mayung Sambo, Sp.A dari Ikatan Dokter Anak Indonesia saat ditemui VIVA.co.id di Kemenkes, Jakarta, Selasa, 27 Juli 2016.
Selain itu, dr. Mayung menambahkan, perkembangan teknologi yang sangat pesat juga seharusnya mendorong orangtua untuk lebih banyak memperbarui pengetahuan mengenai media sosial. Jangan sampai anak sudah jauh menggunakan media sosial, tapi orangtua tidak mengetahui apa-apa.
Apalagi baru-baru ini tengah ramai kasus remaja yang memajang foto-foto yang tidak sesuai dengan usianya di dunia maya. Anak-anak remaja ini tidak menyadari bahwa apa yang mereka unggah bisa memancing perundungan atau bullying di dunia maya.
"Mengacu pada kasus itu, pemilihan konten itu sebenarnya keputusan anak. Tapi, bukan berarti orangtua tidak ada peran. Orangtua harus banyak meluangakan waktu untuk bicara pada anak untuk bijak memilih konten mana yang bisa dilihat, mana yang boleh diposting atau tidak. Jadi, masing-masing bisa tahu harapan anak mau eksis dengan cara apa dan orangtua mau anak eksis dengan cara apa," kata dr. Mayung.
Peran orangtua memang sangat besar dalam membentengi anak dari pengaruh negatif media sosial. Seringkali postingan di media sosial yang mendapat pujian membentuk persepsi pada anak-anak bahwa itu bagus dan mendorong mereka untuk menjadi seperti apa yang dilihatnya di media sosial.
Jika orangtua tidak pernah membicarakan hal ini dengan buah hatinya, tidak memasukkan nilai-nilai dan kepercayaan dalam keluarga, maka anak-anak akan dengan mudah mengadopsi itu sebagai panutannya.
Anak usia remaja biasanya memang punya pemikiran dan keinginannya sendiri yang mungkin bertentangan dengan keinginan orangtua. Meski begitu, harus ada waktu berkualitas antara orangtua dengan anak untuk bisa mengkomunikasikan hal terkait media sosial dan pengaruhnya.
"Kalau sudah kejadian, ada orang caci maki di akun media sosial, itu sudah tidak bisa kita apa-apakan lagi. Kita bisa berusaha untuk yang belum kejadian seperti itu," kata dr. Mayung. (ase)