BPPT: Selain Beras, Jagung dan Singkong Juga Bernilai Gizi
- ANTARA/Anis Efizudin
VIVA.co.id – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meluncurkan buku outlook yang membahas mengenai pangan. Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB), Eniya Listiani Dewi, menuturkan outlook pangan tersebut berisi kajian diversifikasi pangan karbohidrat.
Eniya mengatakan, Indonesia menjadi negara pengonsumsi beras terbesar. Tapi sayangnya, kasus yang sering terjadi adalah masih besarnya nilai impor beras di Tanah Air.
"Menurut data, (konsumsi beras) masyarakat Indonesia mencapai 139 kilogram per kapita per tahun," ujar Eniya saat konferensi pers peluncuran outlook di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa 26 Juli 2016.
Padahal, menurut Eniya, masih banyak bahan pokok pangan yang masih bisa dimanfaatkan, untuk mengurangi penggunaan beras. Diversifikasi pangan itu seperti jagung, singkong, gandum dan lainnya.
Dia mengakui memang ada beberapa wilayah yang masih menjadikan jagung dan singkong sebagai bahan pokok utama makanan, tapi masih dalam skala kecil. "Seperti Cimahi ya," ujar dia.
Dengan fakta angka tersebut, Eniya mengatakan, maka perlunya BPPT sebagai badan pengkajian menerbitkan outlook untuk diversifikasi pangan. Seperti jagung dan singkong pun, ujar Eniya, punya nilai gizi yang bervariasi dari beras. "50 kilogram per kapita per tahun target kita di 2045," kata Eniya.
(ren)