Dibutuhkan Sinergitas Menjaga Stabilitas Keuangan Nasional
VIVA.co.id – Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan mengatakan bahwa reformasi struktural, terutama dalam hal penganggaran, mesti menjadi perhatian penting pemerintah. Pasalnya, reformasi struktural anggaran adalah faktor vital untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang kuat, tepat, dan berkesinambungan.
Heri menilai tantangan utama, reformasi struktural anggaran adalah bagaimana menjaga stabilitas ekonomi makro.
"Jalan yang bisa ditempuh adalah menjaga disiplin keuangan, integrasi kebijakan keuangan, dan pentingnya daya tahan sistem keuangan," ujarnya di Senayan, Jumat 22 Juli 2016.
Menurut Heri, saat ini defisit APBN kita sudah hampir mencapai 3 persen. Dalam APBN-P 2016 saja sudah mencapai 2,48 persen.
"Defisit yang makin lebar itu bisa membawa bangsa ini ke jurang krisis. Setidaknya dampaknya akan terlihat dari pertumbuhan kredit yang melambat, pertumbuhan ekonomi yang stagnan, inflasi yang tinggi serta pelemahan mata uang," ucap Heri.
Ia berpandangan, dalam reformasi struktural keuangan, pemerintah harus menciptakan ruang fiskal baru.
"Saat ini, pinjaman dari luar sudah mencapai 45-55 persen dan forex invesment sudah defisit hingga 20 juta. Sebab itu, langkah yang bisa dilakukan adalah mencari sumber penerimaan baru dan penyusunan belanja yang lebih prioritas, seperti kemandirian pangan dan energi, peningkatan daya saing industri, dan tersedianya sumber-sumber pendanaan, dll. Setidak-tidaknya, kita butuh sekitar Rp500 triliun untuk pendanaan, termasuk untuk biaya pendidikan dan pengentasan kemiskinan," kata Heri.
Hal lainnya, tambah Heri, yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah mendorong percepatan penyerapan belanja pemerintah, meningkatkan peran pemerintah daerah dalam pembangunan, mengundang investasi modal langsung (FDI) serta pembenahan infrastruktur.
"Saya berharap, ke depan, reformasi struktural anggaran bisa tergambar pada platform kebijakan keuangan yang strategis dan terintegrasi. BI, OJK, LPS, mesti bersinergi untuk menjaga stabilitas dan ketahanan sistem keuangan nasional. Jangan hanya bersandar pada satu instrumen saja, tapi mesti lebih memperkaya instrumen lainnya," katanya. (webtorial)