Proyek Penyediaan Air Minum di Umbulan 43 Tahun Mangkrak
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan, Jawa Timur, mangkrak selama 43 tahun. Pemerintah memutuskan melanjutkan kembali proyek tersebut.
Kepala Badan Penanaman Modal (BPM) Jawa Timur, Lili Soleh Wartadjipraja, sebagai Badan Usaha (pihak swasta) dalam proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) SPAM Umbulan mengatakan, proyek ini mangkrak selama 43 tahun lantaran ada masalah sosial, politik, selain masalah teknis yang menyertai rencana ini.
Lili Soleh mengatakan harus ada koordinasi dan komitmen dari semua pihak yang terkait. Mulai dari Pemerintahan Kabupaten, Pemerintahan Kota, Pemerintahan Pusat dan masyarakat, seperti yang tergambar saat ini. Tahun ini proses kembali dilanjutkan, dan yang sudah mulai dilakukan adalah pembebasan lahan dan relokasi.
Selanjutnya dia mengungkapkan bahwa selama ini warga masyarakat setempat mencuci di tengah kolam daerah terdekat. Sehingga, terjadi pencemaran air.
"Akan (saat SPAM telah terbangun) disediakan MCK (mandi, cuci, kakus) supaya terkendali limbahnya. Untuk mereka yang di situ akan dikasih air gratis. Tapi, tentu akan dibatasi, kalau enggak, mereka bisa jual air segala macam," ucapnya.
Dia pun mengungkapkan rencana harga air yang akan dijual ke warga. Nantinya, harga per meter di masing-masing kota dan kabupaten berbeda.
"Yang paling dekat paling murah. Logikanya gitu. Harga jual dari PDAB (Perusahaan Daerah Air Bersih) kepada PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) itu Rp1.050 per kubik (per 1.000 liter) di kabupaten dan Kota Pasuruan, yang paling dekat. Yang paling jauh itu Gresik, paling mahal, sekitar Rp3.700 (per kubik/per 1.000 liter)," kata Lili setelah menghadiri acara penandatanganan perjanjian KPBU SPAM di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko) Jakarta pada Kamis, 21 Juli 2016.
Di Pasuruan, harga air Rp1.050 per kubik, oleh PDAM dijual ke masyarakat dengan harga Rp2.500 per kubik. Sehingga, dari rencana penjualan air minum ini, dia menyebutkan PDAM akan mendapatkan keuntungan dua kali lipat.
Dia menekankan bahwa harga yang ada tidak mendapatkan kucuran subsidi dari pemerintah, karena subsidi pemerintah dialokasikan untuk biaya pembangunan SPAM. "Itu VGF (Viability Gap Fund) bentuk subsidi pemerintah. Memang enggak berupa uang untuk beli air. Tapi, untuk membantu pembangunannya itu," ucapnya.
Sehingga, dia mengatakan biaya subsidi akan teralokasi selama proses pembangunan yang ditargetkan selesai dua tahun ke depan, atau tahun 2018. Dengan catatan, jika financial close selesai pada akhir tahun ini.
"Manfaatnya kan bisa sampai selesai, sampai habis. Karena biaya investasi pembangunan ditekan hampir setengahnya, maka harga airnya lebih rendah," ucapnya. Sementara ini, dia mengatakan harga air dari daerah paling dekat Rp6.600 per kubik. Paling jauh bisa sampai Rp7.000 - Rp 8000.
Acara penandatanganan perjanjian KPBU SPAM ini hadiri oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, juga bupati dan walikota terkait.