Bangun Palapa Ring, Komitmen Investor Asing Dipertanyakan
- Mastel
VIVA.co.id – Konsorsium Moratelindo-IBS-Smart Telecom berhasi ke luar sebagai pemenang tender Palapa Ring Paket Timur, mengalahkan konsorsium Indosat-Alita-XL. Sayangnya komitmen investor asing sektor telekomunikasi untuk membangun jaringan backbone di Indonesia dipertanyakan.
Menurut Direktur Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI), Kamilov Sagala, proposal proyek ini memang cukup atraktif. Konsorsium Grup Sinar Mas ini mendapat nilai 85,98 dengan total pengajuan finansial sebesar Rp14 triliun.
"Secara proposal, proyek yang menjangkau wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua (sampai dengan pedalaman Papua) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 6.300 kilometer itu lumayan atraktif. Jadi, kalau saya lihat, ini yang kurang komitmen investasi dari pemegang saham di konsorsium itu untuk bertarung membangun jaringan di Indonesia bagian timur," ujar Kamilov dalam keterangannya, Rabu, 20 Juli 2016.
Menurutnya, jika dikalkulasi, butuh belanja modal Rp5 triliun dengan perhitungan skema availability payment dalam kurun waktu 15 tahun. Bahkan valuasi proyeknya bisa mencapai Rp14 triliun.
"Soal pendanaan kalau melihat paket barat dan tengah, itu dibantu mencari pinjaman," ujarnya.
Seperti diketahui, Axiata dari Malaysia memiliki 66,4 persen saham XL dan Ooredoo menguasai sekitar 65 persen saham Indosat.
Sebelumnya, kekalahan konsorsium Indosat-Alita-XL ini juga disayangkan oleh sebagian pihak, Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB, M Ridwan Effendi menyebut konsorsium sepertinya tak memiliki komitmen untuk memperbaiki kegagalan di tender desa berdering atau gagalnya konsorsium Palapa Ring beberapa tahun lalu.
Diketahui saat ini beberapa perusahaan telekomunikasi telah membangun backbone jaringan di tanah air. Telkom, misalnya, yang memiliki backbone serat optik sepanjang 81.831 kilometer dari Sabang hingga Merauke.
XL Axiata pun memiliki serat optik tidak kurang dari 40.000 km. Ini meliputi hampir seluruh wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sedangkan Indosat untuk serat optik memiliki dan mengoperasikan berbagai sistem kabel laut antara lain Jakabare (Jakarta – Kalimantan – Batam – Singapore), SMW3 (South East Asia - Middle East - West Europe), JaSutera (Jawa – Sumatera), Jambi-Batam-Singapore, AAG (Asia – America Gateway), Javali (Jawa – Bali), Jakasusi (Jawa – Kalimantan – Sulawesi), Jakarta – Surabaya.
Indosat juga memiliki jaringan terestrial yang menghubungkan sistem komunikasi dari Surabaya ke Madura, backbone pulau Jawa, backbone pulau Sumatera, backbone Kalimantan (Banjarmasin – Balikpapan – Samarinda, Banjarmasin – Palangkaraya – Sampit) dan backbone Sulawesi (Makasar – Palu).