19-07-1943: AS Bombardir Ibu Kota Italia
- AP Photo
VIVA.co.id – Hari ini 73 tahun silam. Amerika Serikat menjatuhkan bom di jalur kereta api di Roma, Ibu kota Italia, dalam upaya mendukung keinginan rakyat Italia yang menolak niat Benito Mussolini agar Italia tetap melanjutkan peperangan bersama Jerman dan Jepang.
Melansir situs History, pada 16 Juli, Presiden AS Franklin Delano Roosevelt bersama Perdana Menteri Inggris Winston Churcill, mengimbau penduduk sipil Italia untuk menolak niat Mussolini yang mengklaim perang bagian dari hidup untuk peradaban Italia.
Sebagai bukti dukungan, AS mengirim pesawat pembom dan meluluhlantakkan Roma serta jalur kereta api. Awalnya, Mussolini tidak yakin pasukan sekutu akan membom kota bersejarah tersebut.
Namun, perkiraan Mussolini salah. Warga sipil Roma panik dan berlarian untuk menyelamatkan diri. Pemboman dilakukan terus-menerus hingga membuat Roma seperti kota mati.
Sementara itu, dalam pertemuan di Italia utara, Adolf Hitler berupaya untuk "menghidupkan kembali" II Duce, julukan Mussolini.
Sebagai sekutu abadi, Hitler khawatir akibat pemboman oleh sekutu, pengaruh Mussolini turun. Hal ini berdampak pada kemunduran militer Italia.
Kala Hitler memutuskan untuk bertemu dengan "seniornya" itu, wajah Mussolini tampak muram dan cenderung berdiam diri. Menurut para ahli sejarah, perubahan mimik wajah Mussolini disebabkan rasa takutnya akan respon sang Fuehrer bahwa Italia bakal kalah perang.
Namun, sebagian lagi karena dirinya yang tak begitu paham bahasa Jerman. Seakan memahami kesulitan yang dialami Mussolini, Hitler diam-diam memerintahkan Marsekal Erwin Rommel mengambil alih komando Kepulauan Yunani untuk kembali "merebut" Italia dari tangan sekutu.
(mus)