Begini Tampang Robot Pencari Kehidupan di Mars
- www.space.com/NASA
VIVA.co.id – Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) terus berambisi mencari kehidupan di Mars. Kabar terbaru, NASA telah merancang sebuah kendaraan antariksa untuk menyisir potensi tanda-tanda kehidupan di Mars.
Dengan nama Mars 2020 Rover, kendaraan tersebut telah dikaji secara seksama dan kini sedang memasuki tahap konstruksi pembuatannya. Bila sesuai rencana, maka robotik dengan enam roda itu akan diluncurkan pada Agustus 2020.
Kemudian, pada Februari 2021 diperkirakan akan mendarat di permukaan Mars. Namun, untuk titik pendaratannya masih belum ditentukan oleh NASA.
"Sementara berada di sana, tujuan ilmiah utama dari misi ini adalah untuk mencari tanda-tanda kehidupan," ujar ilmuwan proyek Mars 2020, Kenneth Farley dari California Institute of Technology sebagaimana dilansir dari Space, Senin, 18 Juli 2016.
Tantangan untuk pendaratan di permukaan Mars yakni wilayahnya sebagian besar dingin, kering dan penuh radiasi. Tapi, berdasarkan penjelajahan kendaraan NASA yang terlebih dulu di sana, yaitu Curiosity, telah menemukan wilayah yang berpotensi untuk dihuni dari bekas danau yang ada di Planet Merah itu.
Sementara itu, dari pengamatan dari luar angkasa, memunculkan bukti lainnya. Mars juga kondisi lingkungannya hangat dan basah. Maka dari itu, Mars 2020 akan menyelidiki lebih lanjut temuan-temuan tersebut agar bisa melanjutkan misi pencarian kehidupan di Mars.
"Mars 2020 adalah langkah pertama untuk meneliti potensi (kehidupan) dan meneliti sampel batuan di Mars dan di Bumi. Misi ini menandai tonggak penting dalam perjalanan NASA ke Mars untuk menentukan apakah pernah ada tanda kehidupan di sana dan memajukan tujuan kami untuk mengirim manusia ke Mars," ucap Administrator Misi Sains di NASA, Geoffrey Yoder.
Misi yang dijalani Mars 2020 memang berat, yaitu menentukan kehidupan di Mars. Tetapi misi tersebut jauh lebih hemat ketimbang dari Curiosity. NASA hanya mengalokasikan dana sebesar US$1,9 miliar untuk Mars 2020, sedangkan Curiosity menghabiskan anggaran US$2,5 miliar. (ase)