Produksi Menurun, Harga Minyak Naik 4 Persen
- CNBC
VIVA.co.id – Harga minyak mentah dunia naik empat persen pada penutupan perdagangan Selasa atau Rabu dini hari WIB. Kenaikan harga minyak didorong oleh adanya penurunan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari laman CNBC, Rabu 13 Juli 2016, harga minyak minyak mentah AS ditutup naik US$2,04 atau 4,56 persen, untuk keuntungan terbesar dalam sehari sejak 8 April.
Sementara itu, harga minyak mentah patokan dunia, Brent, menguat US$2,12 atau 4,58 persen, menjadi US$48,37 per barel.
Brent dan WTI telah naik sekitar dua persen pada awal perdagangan New York, naik setelah melemahnya dolar dan reli di pasar ekuitas global.
Sejumlah investor dan analis mengatakan, bensin dan solar mengalami kelebihan pasokan, meskipun musim panas mendorong permintaan di AS.
Menteri Energi Arab Saudi mengatakan, ada ratusan juta barel minyak mentah yang berlebih di pasar global, meskipun harga di atas US$50 per barel diperlukan untuk memastikan investasi berkelanjutan.
Negara produsen penghasil minyak yang tergabung dalam OPEC optimistis melihat keseimbangan pasokan dan permintaan tahun depan.
Harga minyak sempat mencapai posisi terendah dalam dua bulan pada Senin, dengan Brent tergelincir ke US$45,90 dan WTI US$44,42 per barel.
"Hal ini tampaknya menjadi koreksi teknis," kata Troy Vincent, analis dari Clipperdata yang berbasis di New York.
Sebuah jajak pendapat Reuters memperkirakan stok minyak mentah AS turun 3,3 juta barel pekan lalu, untuk pekan kedelapan berturut-turut.
American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok perdagangan melaporkan akan mengeluarkan stok sendiri sebelum data persediaan resmi diumumkan pada Rabu oleh Administrasi Informasi Energi (EIA) AS.
EIA secara terpisah akan mengeluarkan outlook energi jangka pendek untuk bulan Juli.