Harga Minyak Sentuh Level Terendah dalam Dua Bulan
- CNBC
VIVA.co.id – Harga minyak dunia turun lebih dari satu persen pada perdagangan awal pekan ini, dan mencapai posisi terendah dalam dua bulan. Penurunan harga minyak ini masih dibayangi kekhawatiran akan kelebihan pasokan.
Dilansir dari Reuters, Selasa 12 Juli 2016, harga minyak dunia merosot hampir delapan persen, merupakan kerugian mingguan terbesar dalam enam bulan.
Hal ini disebabkan permintaan bensin yang melemah di Amerika Serikat dan penarikan produksi minyak. Meningkatnya pengeboran minyak AS menambah kejatuhan harga minyak.
"Kami telah bergeser ke sikap perdagangan netral yang telah kami pertahankan selama sekitar satu bulan ini,” kata Jim Ritterbusch, konsultan Ritterbusch & Associates dari Chicago.
Harga minyak mentah Brent LCOc1 turun 51 sen, atau 1,1 persen, menjadi US$46,25 per barel. Harga minyak sempat ke level terendah di kisaran US$45,90, sejak 11 Mei.
Harga minyak mentah AS atau West Texas Intermediate (WTI) CLc1 tergelincir 65 sen, atau 1,4 persen, menjadi US$44,76 per barel. "Kemungkinan harga minyak WTI dan Brent akan berada di kisaran US$37 dan US$38," kata Ritterbusch.
Harga minyak turun sejak perdagangan dimulai di Asia pada Senin, karena ada kekhawatiran perlambatan ekonomi sehingga menurunkan permintaan.
Pelaku pasar mengabaikan data dari perusahaan intelijen Genscape, yang menurut pedagang melaporkan penurunan dari 488.625 barel pada pengiriman hub Cushing, Oklahoma untuk minyak mentah berjangka AS selama seminggu.
Sementara itu, sebuah jajak pendapat Reuters memperkirakan jumlah stok minyak mentah AS turun 3,3 juta barel selama seminggu. "Harga minyak bisa turun lagi," kata Fawad Razaqzada, analis forex.com di London.