Investor Khawatir Situasi Uni Eropa, Saham-saham Asia Anjlok
- REUTERS/Yuya Shino
VIVA.co.id – Indeks harga saham di sejumlah bursa utama Asia anjlok pada awal perdagangan hari ini, Rabu 6 Juli 2016. Ini terkait kekhawatiran para pelaku pasar akan ketidakstabilan politik dan ekonomi Uni Eropa. Sejak referendum keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) dua minggu lalu, mata uang pound sterling Inggris telah jatuh ke level terendah sejak 1985.
Dilansir CNBC, indeks Jepang, Nikkei 225 turun 2,08 persen akibat penguatan yen. Mata uang Jepang mendapat keuntungan dari pelemahan poundsterling. Para investor mengalihkan dananya kepada yen sehingga membuat yen menguat menjadi 101,21 yen per dolar Amerika Serikat (AS).
Sementara indeks Australia ASX 200 turun 0,72 persen dengan saham-saham energi, material, dan finansial dibuka lebih rendah. Sedangkan indeks Korea Selatan, Kospi, jatuh 1,07 persen.
"Usai Brexit, kenaikan bursa saham sepertinya berakhir dengan semua pasar utama Amerika Serikat dan Eropa turun semalam, kecuali FTSE 100, yang bergerak naik hanya sebagai respons terhadap penurunan lebih lanjut pounsterling," kata Angus Nicholson, analis pasar dari spreadbettor IG.
Perusahaan-perusahaan manajer aset seperti, Standard Life, Aviva, dan M&G Investment telah menunda kesepakatan investasi di Inggris. Sementara partai Conservative Inggris sedang mencari pengganti Perdana Menteri David Cameron, yang mengundurkan diri usai referendum Brexit.
Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran investor akan konsekuensi lanjutan dari ketidakstabilan ekonomi dan politik di Inggris.
(ren)