Lebaran, Beban Listrik Jawa-Bali Turun

Menteri ESDM Sudirman Said meninjau Gardu Induk PLN
Sumber :
  • VIVA.co.id/Romys Binekasri

VIVA.co.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, menyampaikan, bahwa beban listrik untuk wilayah Jawa dan Bali pada hari raya Idul Fitri diperkirakan turun. Penurunan tersebut akibat berkurangnya aktivitas penggunaan listrik. Namun, penurunan ini perlu diantisipasi dengan meningkatkan porsi kesiapan PLN.

Lonjakan Kasus COVID-19 Usai Lebaran, Menkes Siapkan Kondisi Terburuk

Menurut Sudirman, beban puncak listrik gardu induk tegangan ekstra tinggi (GITET) Gandul, yang mengendalikan listrik untuk wilayah Jawa-Bali, saat Lebaran diperkirakan sekitar 15.323 megawatt (MW). Maka, kesiapan PLN perlu ditingkatkan untuk dapat mencegah risiko kerusakan di Gardu Induk.

Sudirman menyebutkan, kapasitas listrik terpasang di gardu tersebut tersedia sekitar 32.228 MW. Namun, saat ini kapasitas terpasang (daya mampu pasok) yang bisa digunakan hanya sekitar 22.946 MW.

Jelang Lebaran, Ini Pesan Gubernur Jabar untuk Pemudik

Ia mengungkapkan, kapasitas listrik terpasang di Jawa sekitar 32 ribu MW. Sedangkan beban atau pemakaian listrik dalam keadaan normal sebanyak 24 ribu MW. 

"Libur ini menurun, 15 ribu MW adalah beban puncaknya. Kemudian kapasitas terpasangnya yang bisa digunakan sekitar 20 ribu MW," katanya di Gardu Induk Gandul, Depok, Jawa Barat, Minggu, 3 Juli 2016.

6 Rekomendasi PDPI, Jangan Mudik untuk Tekan Penularan COVID-19

Sudirman menjelaskan, kapasitas terpasang listrik yang digunakan saat ini hanya 22.946 MW lantaran terdapat sekitar 9.500 MW yang sengaja dimatikan. Namun, ia memastikan bahwa tetap ada kapasitas cadangan sekitar 2.500 MW guna mengantisipasi lonjakan pemakaian.

"Karena sebagian di-shut down. Ada sekitar 9.500 MW yang dimatikan. Tapi tetap ada standby 2.500 MW yang bisa diakses setiap saat," tuturnya.

Sudirman menambahkan, PLN pada dasarnya telah memiliki strategi yang baik untuk mencegah terjadinya pemadaman listrik. Namun, dia tetap meminta agar perseroan dapat menjaga keandalan sistem khususnya selama periode libur Lebaran.

"Karena ini sudah rutin dari tahun ke tahun jadi mereka sudah punya strategi yang baik. Cuma kembali, keandalan sistem harus dijaga karena suatu waktu terjadi emergency bisa segera direspons," ujarnya.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito

Satgas COVID-19: Efek Mudik Lebaran Baru Terlihat 2-3 Minggu Lagi

Efek perkembangan kasus COVID-19 dari libur panjang Idul Fitri dan mudik lebaran baru tampak dua atau tiga minggu kedepan

img_title
VIVA.co.id
18 Mei 2021