Ini Wisman yang Paling Banyak Kunjungi Indonesia
- U-Report
VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei 2016, mencatat sebanyak 915,2 ribu wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia, atau naik 7,37 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya tercatat sebesar 852,4 ribu kunjungan.
"Perkembangan pariwisata Indonesia dalam jumlah kunjungan wisman pada Mei 2016 kemarin, mencapai 915,2 ribu kunjungan, sehingga mengalami peningkatan sekitar 7,37 persen dari Mei tahun lalu," kata Suryamin di kantor BPS, Jakarta, Jumat 1 Juli 2016.
Sedangkan secara kumulatif pada Januari-Mei 2016, jumlah wisman ke Indonesia mencapai 4,43 juta kunjungan, atau naik 7,48 persen dibanding jumlah kunjungan pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Â
Suryamin mengungkapkan, naiknya wisman juga terlihat dari peningkatan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di 27 provinsi pada Mei 2016, mencapai rata-rata 55,46 persen, atau naik 1,7 poin dibandingkan Mei tahun lalu hanya 53,72 persen.
Di samping itu, jumlah kunjungan wisman regular ke Indonesia tercatat melalui 19 pintu utama pada Mei 2016 mencapai 841,7 ribu kunjungan, atau naik sebesar 11,99 persen.
"Persentase kenaikan tertinggi dari sebagian pintu utama tercatat di Bandara Sepinggan, Kalimantan Timur sebesar 38,70 persen, Bandara Ngurah Rai, Bali 37,37 persen, dan Bandara Adi Sucipto, D.I.Yogyakarta 33,94 persen," jelasnya.
Sedangkan penurunan jumlah kunjungan wisman reguler Mei 2016, lanjut dia, terjadi di sepuluh pintu masuk, dengan penurunan paling tinggi di Pintu Masuk Entikong, Kalimantan Barat sebesar 15,59 persen, dan penurunan paling kecil di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Riau sebesar 0,36 persen.
Kemudian, pada Mei 2016, wisman yang berkunjung ke Indonesia melalui Pos Lintas Batas (PLB) mencapai 19,0 ribu, atau turun 42,64 persen dibanding Mei 2015 sebanyak 33,1 ribu.
Dari 915,2 ribu kunjungan wisman ke Indonesia selama Mei 2016, wisman berkebangsaan Singapura, tercatat paling banyak melakukan kunjungan, yaitu sebesar 14,79 persen, diikuti Malaysia 14,10 persen, Tionghoa 12,61 persen, Australia 11,67 persen, dan India 4,03 persen. (asp)