Pasca Brexit Jumlah Anak Miskin Inggris Bakal Bertambah
- The Guardian
VIVA.co.id – Data Departemen Pekerjaan dan Pensiun di Inggris mencatat jumlah anak yang hidup dalam garis kemiskinan di Inggris melonjak sebesar 200 ribu orang dalam setahun. Pada periode 2014-2015, jumlah anak miskin sebesar 3,9 juta orang, atau meningkat dari sebelumnya sebesar 3,7 juta orang.
Seperti dilansir dari The Guardian, Rabu, 29 Juni 2016, peningkatan jumlah tersebut adalah kenaikan pertama ketika biaya perumahan dimasukkan dalam perhitungan angka kemiskinan sejak 2011-2012. Dalam hitungan tersebut setiap individu dianggap miskin setelah pendapatan rumah tangga mereka kurang dari 60 persen rata-rata pendapatan per kapita.
Seorang individu dianggap dalam kemiskinan jika pendapatan rumah tangga mereka kurang dari 60 persen dari pendapatan rata-rata. Dua per tiga anak miskin tersebut hidup dari satu orang dewasa yang bekerja di dalam satu rumah tangga.
Pemimpin Dari Koalisi Kemiskinan End Child Sam Royston mengatakan angka-angka kemiskinan tersebut memang dapat diterima keadaannya. Tapi dengan keluarnya Inggris dari Uni Eropa capaian itu belum tentu memberikan jalan terhadap kurangnya angka kemiskinan di Inggris, walaupun Pemerintah berjanji untuk membayar pekerja.
Perlu diketahui jumlah orang yang digolongkan masuk dalam kategori kemiskinan relatif setelah biaya perumahan meningkat menjadi 13,5 juta orang di 2015. Angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 13,2 juta orang.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Trades Union Congress (TUC) Frances O'Grady mengatakan sejak pemerintah konservatif menjabat pada 2010, belum ada kemajuan berarti dari pengurangan angka kemiskinan usia kerja. Meskipun seberapa kuat ekonomi tapi keadilan itu belum terlihat.
"Jadi sekarang semakin tidak adil ketika salah satu keluarga bekerja harus membayar harga krisis keuangan yang tidak mereka sebabkan. Terlebih saat ini menghadapi kesulitan ekonomi dari keluarnya Inggris dari Uni Eropa, orang akan membayar dua kali lipat," ujar dia.