30 Bos Bank Sentral Dunia Siap Jaga Stabilitas Usai Brexit

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside/Files

VIVA.co.id – Keputusan keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa, atau yang disebut dengan Britain Exit (Brexit) pada Jumat 24 Juni 2016, membuat 30 Gubernur Bank Sentral di dunia menyatakan siap menjaga kelancaran dan stabilitas pasar keuangan.

Putra Pendiri Singapura Minta Suaka ke Inggris, Begini Pengakuannya

Hal ini disampaikan dalam pertemuan tahunan Bank for International Settlement yang digelar di Basel, Switzerland. Dalam perhelatan ini, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, fokus pembahasan dalam pertemuan ini adalah mengenai dampak dari hasil referendum terhadap perekonomian dunia.

"Selain itu, disampaikan pula dukungan terhadap langkah-langkah yang disiapkan oleh BoE (Bank of England)," tutur Agus dalam keterangan resminya yang diterima oleh VIVA.co.id, Senin 27 Juni 2016.

Ketika Grealish Kehilangan Rp10 Juta Akibat Tendangan Bebas Trent Alexander-Arnold

Agus menyatakan, para gubernur bank sentral juga menegaskan komitmennya untuk memonitor perkembangan kelancaran dan stabilitas pasar keuangan, serta mempererat kerja sama antarbank sentral untuk memastikan kelancaran dan stabilitas pasar keuangan tetap terjaga.

Di samping itu, mantan menteri keuangan itu mengatakan bahwa otoritas moneter nasional terus mencermati potensi risiko yang mungkin muncul terhadap perekonomian Indonesia, dan telah mempersiapkan langkah-langkah antisipatif yang diperlukan. 

Menlu Inggris Sebut situasi Timur Tengah Sangat Berbahaya

"Bank Indonesia juga terus mempererat kerja sama dengan pemerintah, OJK (Otoritas Jasa Keuangan), LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), dan dengan otoritas bank sentral negara lain untuk menjaga stabilitas sistem keuangan nasional," ungkap Agus. (asp)

VIVA Militer: Tentara Israel mengadang truk pembawa bantuan ke Gaza

Israel Mungkin Sewa Pengganti UNRWA untuk Kirim Bantuan ke Gaza, Menurut Media

Israel membahas kemungkinan menyewa perusahaan swasta, termasuk dari Inggris, untuk mengirim bantuan ke Jalur Gaza di tengah kemungkinan larangan aktivitas UNRWA.

img_title
VIVA.co.id
23 Oktober 2024