Tas Kulit Karya Napi Siap Tembus Pasar Internasional
- Irwandi Arsyad/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Salah satu penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang, Suyitno menjadi salah satu orang yang terus memperbaiki diri selama menjalani masa pembinaan di Lapas Cipinang, Jakarta Timur. Pria berusia 40 tahun yang menjalani masa hukuman sekitar enam tahun kerena kasus narkoba membuat kerajinan tangan yang siap dijual ke pasar global.
Berbekal program pembinaan dari Lapas Cipinang melalui kerja sama Kanwil Kementerian Hukum dan Ham dengan menggandeng DPD KNPI DKI Jakarta, Suyitno ditempa dengan pelatihan di balik jeruji besi. Dengan keberanian, ketekunan dan rasa percaya diri, akhirnya pria yang awalnya tidak percaya dirinya ini, akhirnya memutuskan untuk berkreasi membuat kerajinan tangan, yakni tas dan aksesori berbahan kulit.
"Saya cuma ingat, saya ini punya keluarga, punya anak, saya tidak mau begini-begini saja," katanya saat ditemui di Lapas Kelas I Cipinang, Jakarta Timur, Kamis 23 Juni 2016.
Suyitno tidak bekerja sendiri, dia dibantu oleh lima rekannya sesama warga Lapas Kelas I Cipinang. Dengan semangat untuk berubah, mereka berhasil membuat tas, dompet serta aksesoris berbahan kulit dengan berbagai macam model. Tas, dompet dan asesoris berbahan kulit ular yang didatangkan dari Jawa Timur itu mempunyai kualitas bagus.
Karya para warga binaan, yang diberi merek Jeera, Second Chance, dibandrol dengan harga yang beragam, mulai dari harga Rp1,5 juta hingga Rp3 juta. Untuk menjaga ekslusivitas tas tersebut, mereka hanya membuat lima tas untuk satu modelnya.
Untuk proses pemasaran, mereka dibantu oleh program dari Lapas I Cipinang, Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta dan DPD KNPI. Tas dan aksesori tersebut dipasarkan secara online melalui website www.jerabags.com.
Ketua DPD KNPI DKI Jakarta, Gusti Arief mengatakan bahwa pihaknya hanya membantu karena warga Lapas mempunyai potensi untuk membuat kerajinan tangan maksimal.
"Kami dari DPD KNPI DKI Jakarta sudah melaksanakan MoU dengan Kanwil (Kemenkumham DKI) berkaitan dengan pengembangan potensi pemuda, khususnya di Rutan Cipinang ini. Ke depan, sebagai mitra dari Kanwil DKI, kita mencoba untuk mempromosikan ke pihak luar," ujarnya.
Dia menjelaskan, nama produk tersebut sengaja di buat dengan Jeera, Second Chance, berasal dari kata jera yang berarti taubat dengan kesempatan kedua.
Sementara itu, Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly yang menghadiri peluncuran karya warga binaan Lapas Cipinang mengatakan bahwa produk itu cukup bagus dan telah dipakai oleh anaknya di rumah. Dia pun sempat menawarkan diri untuk menjadi bintang iklan atau menjadi brand ambassador produk tersebut.
"Ini salah satu bukti dari pelatihan yang kami kembangkan selama ini. Saya siap jadi modelnya kalau yang merancang mau," katanya.
Selain itu, Politisi PDI Perjuangan ini juga berencana membantu mempromosikan karya warga binaan. Dia optimistis produk tersebut bisa menembus pasar internasional. Untuk meningkatkan produktivitas narapidana di Lapas, dia berencana meningkatkan anggaran untuk pembinaan kepada narapidana.
"Produksinya kita lihat cukup baik. Kita promosikan. Nanti ke depan kita cari counter untuk dipasarkan. Kalau suatu saat diekspor juga bisa," ujarnya.