Inggris Keluar Uni Eropa, The Fed Tahan Suku Bunga
- REUTERS/Gary Cameron
VIVA.co.id – Bank Sentral Amerika Serikat, atau The Federal Reserve mengisyaratkan untuk menahan kenaikan suku bunganya, bila Inggris benar-benar keluar dari Uni Eropa. Gubernur The Fed Janet Yellen menyatakan, keluarnya Inggris dapat berdampak pada melambatnya pertumbuhan lapangan kerja AS dan semakin mengkhawatirkannya ekonomi Tiongkok.
Dilansir dari Theguardian, Kamis 23 Juni 2016, Yellen memperingatkan dampak keluarnya Inggris, atau Brexit bisa khawatirkan investor dan membuat pasar keuangan menjadi volatile (tidak stabil) selama beberapa bulan terakhir.
"Salah satu perkembangan yang bisa menggeser sentimen positif investor adalah referendum (jajak pendapat) di Inggris, dan jika Inggris memilih untuk keluar dari Uni Eropa, bisa memiliki dampak ekonomi global yang cukup signifikan," katanya.
Lebih jelas, ia mengatakan, bila Inggris keluar dari Uni Eropa, maka kondisi itu akan mengantarkan dunia pada periode ketidakpastian berikutnya dan menyebabkan volatilitas di pasar keuangan. Hal itu, tentu secara langsung ikut memengaruhi prospek ekonomi AS, mengingat tantangan yang masih berat dari perlambatan ekonomi Tiongkok..
Yellen juga memperkirakan, dampak keluarnya Inggris bisa membuat reaksi pasar keuangan kepada 'Flight to safety', yang kemudian mendorong dolar dan mata uang lainnya mencari tempat aman.
Lalu, terkait apakah ekonomi AS bisa kembali masuk ke dalam resesi, Yellen mengatakan, arah ke sana belum terpikirkan dan berdasarkan beberapa kasus tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi. (asp)