Hary Tanoe: Jumlah Pembayar Pajak RI Kalah dari Singapura
- VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id – Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia, Hary Tanoesoedibjo menyatakan, sebagai negara besar jumlah pembayar pajak, Indonesia masih sangat rendah di kawasan Asia Tenggara.
Ia menyebut, Indonesia masih kalah dari negara Singapura, terkait jumlah pembayar pajak.
"Dari 250 juta rakyat kita, yang bayar pajak cuma satu juta lebih. Jadi, artinya hanya sedikit kelompok yang jadi penopang ekonomi kita," kata Hary Tanoe di Semarang, Jawa Tengah, Selasa, 21 Juni 2016.
Kondisi itu, menurut Hary sangat memprihatinkan. Apalagi, negara Singapura hanya memiliki enam juta penduduk, namun di sana budaya taat pajak sangatlah diperhatikan.
"Dengan jumlah pembayar pajak yang sangat sedikit, ekonomi Indonesia menjadi sangat rapuh," ujarnya.
Dampaknya, lanjut dia, bangsa Indonesia akan sangat sulit bersaing menghadapi pasar bebas, seperti era sekarang ini. Karena, pajak yang merupakan penopang suatu negara tidak bisa dijalankan secara maksimal untuk membangun ekonominya.
Ketertinggalan Indonesia di antara negara-negara maju lain, menurutnya, harus segera dikejar dengan cara membangun Indonesia, mulai dari memperkuat ekonomi kerakyatan.
"Idealisme kita ini membangun masyarakat. Dengan membangun, masyarakat kita membangun bangsa. Masyarakat siapa yang dibangun, masyarakat yang belum mampu," ucap dia.
Lebih jauh, Hary mengatakan, budaya taat pajak sebenarnya harus dimulai dari pribadi warga. Tentunya, dengan dukungan pemerintah untuk senantiasa menyiapkan program ekonomi kerakyatan yang tujuannya untuk menopang ekonomi bangsa.
"Saya mungkin, sebagai orang pertama di negara ini yang punya SPPT (surat pembayar pajak tahunan) paling besar," katanya. (asp)