Pulang ke Bumi, Astronot Ini Akui 6 Bulan Tak Mandi
Senin, 20 Juni 2016 - 13:40 WIB
Sumber :
- www.theguardian.com
VIVA.co.id – Astronot Inggris yang dikirim oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) Tim Peak, telah kembali ke Bumi. Peake usai menjalankan misinya menjadi penjelajah antariksa selama enam bulan di ISS. Peneliti pun antusias untuk 'membedah' kondisi tubuh dan pikiran Peak selama di ruang hampa.
Inggris itu kembali ke Bumi, setelah mendarat di kawasan padang di Kazakhstan, Sabtu kemarin. Bersama kru ESA yang sudah berada di lokasi, Peak pun langsung dibawa ke markas ESA yang terletak di Cologne, Jerman.
Meski demikian, ESA memberikan ruang waktu pribadi terlebih dulu untuk Peak untuk mengungkapkan rasa rindunya dengan sang istri Rebecca, dan kedua anaknya yang masih kecil. Bahkan, ESA telah menyiapkan seorang ahli bedah awak, namun Peak akan difasilitasi dengan makanan menggugah selera dan tentunya. Diketahui, selama enam bulan di ISS Peak tidak mandi.
Dilansir The Guardian, Senin, 20 Juni 2016, ESA melalui peneliti dalam satuan medis kedirgantaraan akan mencatat kondisi tubuh terkini Peak, bagaimana tubuh dan pikiran bereaksi di antariksa dalam waktu lama.
"Banyak ilmuwan akan bersemangat untuk mendapatkan lebih banyak data tentang bagaimana tubuh dan pikiran bereaksi terhadap Peak di ruang hampa. Pertama-tama, kita biarkan dulu Peak untuk kembali beradaptasi hidup di Bumi lagi," kata ESA dalam pernyataannya.
Menurut ESA, banyak astronot melaporkan aroma segala bau yang tercium dan warna-warna yang ada di Bumi banyak membuat 'jetlag' para penjelajah antariksa itu, setelah sehari-hari hanya melihat warga gelap di ruang hampa. Kemudian, melakukan aktivitas mandi pun hal yang tak kalah menyenangkan bagi astronot. Itu, kata ESA, adalah kebahagiaan sederhana dan indera usai kembali ke Bumi.
Peak mengaku, kembali ke Bumi membuatnya harus beradaptasi kembali dengan lingkungan, terutama soal gravitasi yang harus membuat Peak terbiasa kembali seperti semula. "Bau bumi begitu kuat. Indah untuk dirasakan udara segar. Saya tak sabar menyapa keluargaku," ucap Peak.
Dalam beberapa hari ke depan, ESA akan mengambil darah Peak untuk dijadikan sampel, lalu pemindaian Magnetic resonance imaging (MRI), dan wawancara dengan Peak soal pengalaman, efek psikologis, fisik perjalanan. Dalam sesi tersebut, Peak akan diletakkan di 'meja miring' yang memungkinkan memutar dia dari horizontal menjadi vertikal untuk mengecek hati dan sirkulasi darah yang beradaptasi dengan gravitasi yang sebenarnya.
Peak pertama kali mengangkasa ke antariksa pada Desember 2015. Peak tak sendirian, ia menuju ke ISS bersama astronot NASA Tim Kopra dan komandan Kosmonot Yuri Malenchenko. Ketiganya selama di ISS, melakukan 250 percobaan biologi, bioteknologi, ilmu fisika, dan ilmu bumi,
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Menurut ESA, banyak astronot melaporkan aroma segala bau yang tercium dan warna-warna yang ada di Bumi banyak membuat 'jetlag' para penjelajah antariksa itu, setelah sehari-hari hanya melihat warga gelap di ruang hampa. Kemudian, melakukan aktivitas mandi pun hal yang tak kalah menyenangkan bagi astronot. Itu, kata ESA, adalah kebahagiaan sederhana dan indera usai kembali ke Bumi.