Pajak Tak Capai Target, Belanja Non Prioritas Dipotong
- Istimewa
VIVA.co.id – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui, dalam situasi ekonomi yang tidak pasti, pemerintah memang sulit untuk mengejar target penerimaan pajak tahun ini, sehingga untuk menutupi hal tersebut perlu langkah-langkah pengurangan belanja yang dianggap kurang perlu.
"Kita tahu, penerimaan pajak kita tidak sebaik apa yang diharapkan. Karena itu, dengan penerimaan yang tidak mencukupi, otomatis pengeluarannya juga diturunkan, dan pengelolaan anggaran memang selalu begitu," jelas Jusuf Kalla, saat ditemui media di kantornya, Jalan Merdeka Utara, pada Jumat 17 Juni 2016.
Dia menjelaskan, pengeluaran yang akan diturunkan, atau dipotong pada tahun ini tentu adalah pengeluaran non prioritas nasional, seperti biaya perjalanan dinas Pegawai Negeri Sipil (PNS), seminar-seminar, dan peninjauan. Selain itu, bila masih dirasa perlu pengurangan belanja juga bisa dilakukan pada belanja barang.
Sementara itu, untuk belanja seperti proyek-proyek infrastruktur, gaji pegawai dan jaminan kesehatan masyarakat pemerintah pastikan tidak akan ada pemotongan.
"Yang jelas, pada tahap pertama ini, pemerintah tidak akan kurangi belanja-belanja yang prioritas. Tetapi, bila masih dirasa perlu dan belum cukup, memang belanja barang, kemudian harus diturunkan atau dipotong," ujar JK.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan disebutkan, realisasi penerimaan pajak kuartal I 2016 tercatat baru mencapai Rp194 triliun, atau Rp4 triliun lebih rendah dari realisasi penerimaan pajak periode yang sama tahun lalu, yaitu sebesar Rp198,23 triliun. (asp)