Saudara Kembar Ini Cari Dana untuk Konservasi Bekantan
- Sarie/Viva.co.id
VIVA.co.id – Berawal dari sebuah proyek sekolah pada 2013 dan kecintaan pada hewan Bekantan yang lucu, saudara kembar ini membuat program serius konservasi Bekantan. Gabriella dan Giovanna Thohir rela bolak-balik Kalimantan, Jakarta dan Amerika demi hewan yang habitatnya hampir punah itu.
Bekantan (Nasalis larvatus) merupakan satwa endemik Pulau Kalimantan yang kini terancam keberadaannya. Data 2008 menyebutkan jika hanya tersisa sekitar 25.000 ekor Bekantan di habitat asalnya.
Si kembar, mantan siswa SMA Global Jaya yang kini berkuliah di Amerika (University of California UCLA dan University of Southern California USC) itu mengatakan saat ini dibutuhkan dana sekitar Rp200 juta untuk membuat fasilitas konservasi Bekantan di Pulau Bakut.
"Ini penggalangan dana tahap kedua yang akan kami gunakan untuk membuat fasilitas konservasi sekaligus akses jalan ke fasilitas itu. Penggalangan dana pertama sudah pernah kami lakukan pada 2014 dan berhasil menggalang Rp100 juta. Dana itu untuk menanam pohon guna dijadikan makanan Bekantan di pulau Bakut," ujar Gabby, yang menamakan proyek konservasi ini sebagai The Bekantan Twins Project, kepada VIVA.co.id, Kamis, 17 Juni 2016.
Jika penggalangan tahap pertama dipilih menggunakan sistem offline di sebuah mal, tahap kedua ini mereka memilih menggandeng situs crowdfunding Kitabisa.com. Meski sulit, pihak Kitabisa.com yakin penggalangan dana ini akan bisa memenuhi target sampai 31 Agustus 2016 mengumpulkan Rp200 juta.
"Tidak seperti penggalangan dana untuk kasus sosial, Crowdfunding untuk penelitian atau konservasi seperti ini cukup sulit, tapi kami berupaya untuk kreatif guna menarik para donatur. Mereka yang ingin berdonasi bisa berkampanye dengan kreativitas mereka sendiri. Kami akan memilih empat orang dengan kampanye yang bisa menarik donasi terbanyak untuk bisa ikut menyaksikan konservasi di Pulau Bakut," ujar Vikra Ijas, Chief Marketing Officer Kitabisa.com
Dikatakan Vikra, saat ini telah terkumpul donasi sekitar Rp20 juta dari target Rp200 juta. Dia optimistis jumlah ini akan tercapai sampai waktu yang ditentukan. Kampanye dan donasi bisa dilakukan di microsite khusus ini
Selain dengan kitabisa.com, Gabby dan Ghea juga mengajak beberapa instansi lain untuk mewujudkan konservasi ini. Sahabat Bekantan Indonesia dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk merealisasikan aksi nyata dalam penyelamatan Bekantan dengan menanam 500 pohon di Pulau Bakut sebagai tempat tinggal Bekantan.
Observasi ini juga difasilitasi oleh Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) dan PT. Adaro Indonesia yang telah memiliki project konservasi Bekantan di wilayah pertambangannya di Kalimantan Selatan.
Kembar Gabby dan Ghea juga berniat untuk mendorong lembaga atau instansi terkait untuk mengambil bagian dan berkontribusi langsung dalam pembuatan konservasi Bekantan di Pulau Bakut. Tidak tertutup juga kemungkinan untuk mengajak institusi dari luar negeri.
"Untuk di luar (negeri), kami coba mulai dari kampus kami. Tapi untuk kerja sama dengan pihak luar, kami coba berhati-hati karena tidak ingin tiba-tiba proyek ini 'dimiliki' mereka. Kami berdua mungkin tidak selamanya terjun ke program ini, tapi kami akan memastikan konservasi ini terus berlanjut. Tentunya akan dilanjutkan oleh orang Indonesia," ujar Ghea.
Oleh karena itu, dijelaskan Gabby, ini merupakan program jangka panjang, menumbuhkan kembali habitat Bekantan.
“Kami berharap dapat mendukung rencana BKSDA untuk menjadikan Pulau Bakut sebagai konservasi bekantan yang memiliki fasilitas untuk renovasi rumah rehabilitasi, dan titian jalan sebagai akses untuk melakukan observasi bekantan, serta pembangunan darmaga untuk merapatnya perahu masyarakat (kelotok)," kata Gabby.
Dalam jangka panjang, Pulau Bakut sangat berpotensi menjadi area pusat ekowisata. Dampak positif yang diharapkan adalah terjaganya kelestarian bekantan serta mampu meningkatkan perekonomian penduduk setempat.
The Bekantan Twins Project diklaim pernah mendapat apresiasi dari media internasional, seperti ASEAN Champions of Biodiversity Award 2014 dan Global CSR Award 2015. Kembar ini juga memenangkan penghargaan lingkungan di tingkat nasional yakni Indonesia Biodiversitas Awards pada 20 September 2014. (ase)