Ini Langkah Mendag Atasi Harga Daging Sapi
VIVA.co.id – Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong, mengatakan ada rancangan sistem untuk memenuhi permintaan Presiden Joko Widodo yang menginginkan agar goncangan terhadap harga daging sapi tidak kembali terjadi.
"Kita mau perternak dan petani satu tujuan yaitu produksi. Pemerintah yang harus siapkan pergudangan dan sistem agar hasil peternak dan petani bisa ditampung dan diekspor," kata Thomas Lembong kepada awak media di kantornya seusai berbuka bersama pada Kamis, 16 Juni 2016.
Ia mengatakan telah melakukan pemetaan, yaitu ada tiga sektor yang memengaruhi ketersediaan daging, yaitu sektor hulu, tengah, dan hilir. Di mana, ketiganya saling berkesinambungan seperti rantai.
Menurut Thomas Lembong, ujung sektor hulu adalah para produsen, yaitu peternak. Di sektor tengah adalah para distributor. Kemudian di ujung hilir adalah para konsumen daging. "Semua sektor dari ujung ke ujung. Satu mata rantai lemah, rantai lainnya akan mubazir," tuturnya.
Oleh karena itu, dia mengungkapkan yang menjadi prioritas adalah para produsen. Kemudian, edukasi terhadap konsumen sebenarnya adalah langkah di akhir.
"Kalau kita ngomong sapi Indonesia, ada dua wilayah yang sudah maju produktivitasnya yaitu Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) serta Jawa Barat. Khusus wilayah itu sudah banyak sekali para peternak, di mana lingkupnya sudah industri. Mengimpornya seperti bahan baku pangan atau sapi bakalan," katanya.
Selain Jabodetabek dan Jawa Barat, Jawa Tengah menurutnya akan menyusul. Sedangkan wilayah lainya, keberadaan peternakan masih bersifat swasembada, contohnya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Sapi hasil peternakan NTT pun sudah dikonsumsikan ke wilayah-wilayah Indonesia lain.
Oleh karena itu, sambung Thomas untuk menjadi peternakan industri, NTT perlu pengadaan pembangunan daerah terlebih dahulu karena persediaan air tidak mencukupi.
"Di sana kering sekali. Makanya ada proyek pembangunan tujuh waduk. Kalau sudah dibangun, peternakan sapi bisa maju sekali. Bisa mengurangi impor sapi," ujarnya.
Oleh karena itu, untuk mengatasi goncangan persediaan daging sapi pada khususnya, dapat dilakukan tindakan jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek adalah impor dan jangka panjang dengan sistem pengembangan produksi. "Kita mesti mulai mengembangkan suatu visi yang lebih canggih," tuturnya.