Alasan Dokter Tak Rekomendasikan Tanam Benang
- Pixabay/jura-photography
VIVA.co.id – Tanam benang sedang marak dilakukan oleh banyak wanita Indonesia karena teknik pengerjaannya yang sederhana. Namun, dokter spesial bedah plastik ini ternyata tidak merekomendasikannya.
"Risiko pada tanam benang sangat banyak. Enggak jarang pasien yang tadinya sudah cantik, malah jadi berubah bentuk wajahnya," ujar dr. Enrina Diah spBP-RE pada diskusi bertajuk ‘Tanam Benang Untuk Rejuvenasi Wajah, amankah?’ di Jakarta, Rabu 15 Juni 2016.
Tingkat keberhasilan prosedur tanam benang hanyalah sebesar 20 persen. Namun, keberhasilan itu hanya bertahan selama 21 bulan dan setelahnya terjadi kegagalan.
"Paling lama hanya 21 bulan, setelah itu kulit kendor lagi. Jadi percuma sudah menghabiskan puluhan juta tapi hasilnya enggak ada," kata Enrina.
Ia juga memaparkan bahwa tiap minggunya, selalu ada pasien yang datang ke Ultimo Aesthetic and Dental Center dengan berbagai keluhan pasca tanam benang. Tidak tanggung-tanggung, rata-rata pasien yang datang dengan kondisi benang terlihat dan keluar dari kulit wajah.
"Anggap saja dari 100 orang, 50 persennya pasti datang untuk mengeluhkan hasil yang tidak sesuai dari tanam benang," kata dia.
Dokter kelahiran Jakarta itu mengimbau agar tidak cepat tergiur dengan banyak iklan yang menjanjikan keberhasilan tanam benang. Ia juga menambahkan, sebaiknya konsultasi terlebih dahulu ke beberapa dokter sebelum membulatkan tekad untuk menanam benang di kulit.