Fahri Hamzah Sindir Operasi Tangkap Tangan KPK
- Istimewa
VIVA.co.id – Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengomentari soal operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada panitera muda Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada hari ini. Fahri menyindir OTT bukan sebuah prestasi yang patut dibanggakan.
"Saya beda pendapat soal OTT. OTT itu kecerdikan alat sadap bukan kecerdikan pemberantasan korupsi. OTT adalah karya dari teknologi bukan karya proses penegakan hukum. Saya lebih senang audit dari OTT," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Rabu 15 Juni 2016.
Menurutnya, audit lebih relevan untuk pemberantasan korupsi daripada OTT. Fahri mengatakan, OTT hanya menyelidik dan mengintip moralitas orang per orang, sehingga lebih pada persoalan etika seseorang.
"Orang terima uang, minta ucapan terima kasih. Soal etika tidak terkait korupsi sebagai suatu persoalan sistem. Tapi audit itu identifikasi korupsi dalam sistem. Saya sangat kritis dengan OTT dari dulu karena itu enggak ada hubungannya dengan korupsi sistemik," kata Fahri.
Ia menilai temuan audit harus dianggap sebagai temuan paling penting untuk memberantas korupsi yang bersifat sistemik. Dalam hal ini, Fahri bahkan menilai justru OTT memiliki sisi berbahaya.
"Mahkamah Agung (MA) jauh lebih terbuka, transparan. Mereka dapat sertifikat internasional sebagai pengakuan. MA menjadi contoh MA di dunia. Cuma karena ada panitera kena tangkap MA jadi bobrok. Kadang moralitas satu orang merusak semua lembaga. Itu bahayanya OTT," kata Fahri.
Ia meyakini proses audit menunjukkan apa yang ada di dalam sebuah lembaga. Sehingga hasil audit menurutnya lebih bisa dipercaya. Untuk OTT, Fahri menilai justru mempertanyakan sejauh mana OTT bisa menguntungkan pemberantasan korupsi dalam sistem.
"Kita harus lebih percaya audit dari OTT. OTT ada sensasinya. Tapi apakah menguntungkan pemberantasan korupsi dan perbaikan sistem? Saya enggak percaya."
(mus)Â