Ilmuwan Temukan Vaksin Pembasmi Bakteri di Tampon

Tampon
Sumber :
  • inmagine.com

VIVA.co.id – Tahukah anda, ternyata sering-sering menggunakan tampon tidaklah baik. Penggunaan tampon ini memicu bakteri jahat untuk berkembang sehingga mengeluarkan racun menyerang tubuh dan berujung kepada kematian.

Dijelaskan dalam Medical Daily, Rabu 15 Juni 2016 penyakit yang timbul akibat sering memakai tampon ini dinamakan dengan Streptococcus Toxic Shock Syndrome atau TSS. Sesuai namanya, TSS adalah penyakit yang timbul akibat Staphylococcus aureus.

Diketahui bakteri tersebut bisa mengeluarkan racun. Dia akan menyebabkan timbulnya gejala seperti demam tinggi, diare, muntah, nyeri otot, dan bahkan hipotensi (tekanan darah rendah) yang bisa mengakibatkan shock atau kematian. 

Akhirnya, peneliti dari Medical University of Vienna, Austria bekerja sama dengan perusahaan farmasi Austria Biomedizinische Forschungsgesellschaft mbH menemukan vaksin pertama mengobati TSS ini.

“Studi ini merupakan langkah penting dalam pengembangan vaksin untuk mencegah atau mengobati penyakit yang berpotensi mematikan," ucap para peneliti.

Hasil uji sementara, peneliti menyebut, vaksin terbukti menunjukkan efektivitas untuk menyembuhkan dan tanpa efek samping yang serius.

Sementara penggunaannya, Martha Eibl selaku direktur Biomedizinische Forschungsgesellschaft mengatakan, sistem pengobatan untuk TSS ini serupa dengan suntikan tetanus. Artinya, pemberian vaksin bisa selama lima tahun lebih.

“Namun, (kami) masih akan mengambil beberapa tahun ke depan sebelum itu digunakan secara klinis,” ia menambahkan.

Pelaksanaan Pilkada jadi Salah Satu Indikator Kepuasan Publik di 100 Hari Pemerintahan Prabowo

Bernd Jilma, seorang peneliti di universitas jurusan Farmakologi menyatakan, TSS bisa saja menyerang pria, namun kasus terbesar memang terkait dengan penggunaan tampon. Ini otomatis hanya wanita yang akan terkena.

“Toksin bertanggung jawab untuk semua kasus yang berhubungan dengan tampon dan lebih dari 50 persen dari keseluruhan kasus,” katanya.

K3 MPR RI Pertimbangkan Amandemen UUD 1945: Pastikan Usulan Amandemen Mencerminkan Kebutuhan Masyarakat

Diketahui, penyakit TSS ini muncul sekitar tahun 1980, kemudian lambat laun mereda. Tapi menguak kembali setelah ditemukannya tampon, alat seperti pembalut bagi wanita, tapi ini ‘ditanamkan’ pada kelamin.

Menurut National Institutes of Health, syok akibat toksik TSS dapat berakibat fatal pada 50 persen kasus.

DeepSeek Bak Pedang Bermata Dua
Lauren Wassel, Model yang diamputasi akibat gunakan tampon

Karena Bakteri Tampon, Model Cantik Ini Harus Diamputasi

Dikira menderita flu biasa, dia kemudian memeriksakan diri ke RS.

img_title
VIVA.co.id
19 Januari 2018