DIY Siapkan 800 Unit Kendaraan Pariwisata Bantu Mudik 2016
- U-Report
VIVA.co.id – Organda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan 800 unit kendaraan pariwisata untuk membantu angkutan mudik Lebaran 2016. Kendaraan tersebut, terdiri dari bus ukuran besar, sedang, hingga mobil jenis ELF yang mampu mengangkut 15 penumpang.
Ketua III Organda DIY, Bidang AKAP dan Pariwisata, Hantoro mengatakan, untuk bus ukuran besar mencapai lebih dari 400 unit dan saat ini sudah banyak menerima pesanan untuk angkutan mudik dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
"Sudah banyak pesanan bus pariwisata dari Yogya, yang digunakan untuk angkutan mudik Lebaran gratis dari Jabodetabek," kata Hantoro, yang juga pemilik PO Gege ini, Senin 13 Juni 2016.
Hantoro mengatakan, sebanyak 28 unit bus besar miliknya sudah dipesan oleh Jasa Raharja untuk angkutan mudik gratis pada 30 Juni 2016 yang akan datang.
"Seluruh bus akan diberangkatkan bersama dengan tujuan wilayah Yogyakarta dari parkir timur Senayan," bebernya.
Sementara itu, puluhan bus lain dari sejumlah perusahaan otobus pariwisata juga sudah banyak dipesan dari pabrik-pabrik yang ada di sekitar Jakarta, seperti wilayah Tangerang maupun Bekasi untuk mudik gratis.
"Biasanya, perusahaan akan bekerja sama dengan perusahaan otobus yang terdekat dengan daerah tujuan pemudik. Seperti tujuan Jawa Tengah (Jateng), maka menggunakan perusahaan otobus pariwisata dari Jateng juga," jelasnya.
Untuk kesiapan bus, sopir, kernet dan mekaniknya semuanya sudah dilakukan pengecekan dari Dinas Perhubungan dan juga Dinas Kesehatan.
"Sudah ada pengecekan kesehatan untuk sopir bus dan kelayakan bus. Namun, khusus bus wisata dipastikan sangat layak jalan, karena usia bus paling tua 10 tahun dan itu aturan bus yang digunakan untuk wisata," tuturnya.
Ditanya tentang kenaikan tarif angkutan karena bersamaan dengan Lebaran, Hantoro mengaku menaikkan harga 25 persen dari harga sewa hari biasanya.
"Kita tidak mengenal tuslah, karena sistem bus pariwisata adalah sewa bus, bukan dihitung jumlah penumpangnya. Kenaikan 25 persen hanyalah untuk antisipasi jumlah konsumsi BBM yang meningkat karena kemacetan yang pasti terjadi," terangnya. (asp)