Komisi X Minta Pemerintah Serius Garap Pariwisata
VIVA.co.id – Pemerintah diminta serius menggarap pariwisata. Pasalnya, potensinya sangat besar. Bahkan kini sudah menjadi penyumbang devisa nomor empat setelah migas, batubara dan minyak kelapa sawit.
"Indonesia memiliki banyak destinasi wisata. Ini harus dimaksimalkan untuk mendatangkan wisatawan asing. Segera benahi regulasi dan perbaiki koordinasi di pemerintahan," kata Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ferdiansyah, Senin 13 Juni 2016.
Ferdiansyah yang ditemui usai memimpin Rapat Kerja dengan Menteri Pariwisata Arief Yahya itu mengungkapkan pemerintah masih belum maksimal menggarap bidang pariwisata. Itu antara lain tercermin dari rendahnya anggaran yang dialokasikan.
Berdasarkan usulan Kemenpar sebesar Rp8 triliun untuk anggaran 2017, pagu indikasi yang disetujui hanya sekitar Rp4,2 triliun. Oleh sebab itu Komisi X masih belum menyetujuinya. Pagu sebesar itu kurang memadai bagi pengembangan pariwisata.
Padahal pariwisata telah terbukti memberikan peran menyumbang perolehan devisa. Jika 2013 devisa yang dihasilkan sebesar USD10,0 juta, maka pada 2014 naik menjadi USD11,1 juta. Bahkan pada 2015 naik menjadi USD12,5 juta.
"Devisa hasil pariwisata ini adalah digolongkan hasil ekspor yang dibayarkan di dalam negeri. Sehingga kebocorannya tergolong kecil," ujar Arief Yahya.
Menurut Arief, pariwisata adalah cara mendapatkan revisi yang mudah dan murah selain menciptakan lapangan kerja. (Webtorial)