Jumlah Pengeboran Bertambah, Harga Minyak Turun
- REUTERS/Andrew Cullen
VIVA.co.id – Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) dan Brent anjlok mendekati tiga persen pada perdagangan Jumat akhir pekan lalu.
Dilansir CNBC, Senin, 13 Juni 2016, penurunan tajam harga minyak disebabkan karena jumlah rig pengeboran aktif Amerika Serikat (AS) naik untuk pekan kedua berturut-turut. Selain itu, menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap mitra dagang utamanya juga membebani harga minyak.
Baker Hughes, perusahaan jasa ladang minyak, melaporkan jumlah rig pengeboran minyak aktif di AS pada pekan sebelumnya bertambah tiga rig menjadi 328 rig pengeboran minyak aktif. Meskipun, jumlah tersebut jauh lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 635 rig pengeboran aktif.
Sementara itu, jumlah pengeboran aktif pada 30 Mei-3 Juni 2016 bertambah sembilan rig, didorong karena harga minyak pada saat itu mendekati US$50 per barel.
Adapun, rata-rata jumlah pengeboran minyak aktif di AS pada tahun ini dipangkas 10 rig per pekan, dibandingkan tahun lalu dipangkas 18 rig per pekan. Hal itu, menyusul kekhawatiran kelebihan pasokan minyak di pasar global.
"Pengurangan jumlah rig pengeboran minyak aktif memang langsung berdampak pada kenaikan harga minyak," kata Jim Ritterbusch, konsultan pasar minyak Ritterbusch & Associates.
Analis menuturkan, reboundnya penguatan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang negara lain telah membuat harga minyak memburuk dan membuat negara-negara yang menggunakan mata uang selain dolar AS semakin mahal membeli minyak.
Minyak AS alias WTI ditutup pada level US$49,07 per barel, atau turun US$1,49 (2,9 persen) dibanding perdagangan sebelumnya.
Harga minyak mentah jenis Brent turun US$1,43 atau 2,8 persen ke posisi US$50,52 per barel.