Khawatir Pertumbuhan Ekonomi Global, Wall Street Melemah
- Reuters
VIVA.co.id – Indeks saham utama Amerika Serikat ditutup lebih rendah pada akhir perdagangan Jumat akhir pekan lalu waktu New York.
Seperti dikutip dari laman CNBC, Senin, 13 Juni 2016, penurunan indeks disebabkan karena kekhawatiran baru pertumbuhan ekonomi global sebagai imbas anjloknya imbal hasil patokan ke level terendah.
Investor juga masih mencermati apakah ke depannya Inggris lebih memilih untuk meninggalkan zona Uni Eropa.
Seperti diketahui, Inggris akan menapaki sejarah baru bila pada 23 Juni 2016 mendatang warga negaranya memilih keputusan untuk menyetujui Brexit atau keluar dari Uni Eropa.
The CBOE Volatilitas Index (VIX), yang secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari kecemasan di pasar diperdagangkan naik mendekati 17.
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir turun 119,85 poin (0,67 persen) ke level 17.865,34, dengan saham Goldman Sachs yang memimpin pelemahan saham.
Sementara itu, indeks S&P 500 turun 19,41 poin (0,92 persen) ke level 2.096,07, dipimpin oleh saham sektor energi dan keuangan.Â
Adapun indeks Nasdaq melemah 64,07 poin (1,29 persen) ke level 4.894,55.
Volume saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New York hampir mencapai 864 juta unit saham dengan volume komposit mendekati 3,5 miliar unit saham.
Sementara itu, nilai tukar mata uang dolar menguat terhadap mata uang mitra dagang utama AS. Imbal hasil (yield) treasury 10 tahun yang digunakan untuk menentukan suku bunga KPR dan kredit konsumsi anjlok menjadi 1,64 persen, menjadi level terendah sejak 11 Februari 2016.
Anjloknya imbal hasil disebabkan karena tertekan peluncuran program pembalian obligasi korporasi Bank Sentral Eropa pada pekan lalu.