Realisasi Penerimaan Negara Masih Rendah
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Kementerian Keuangan melaporkan realisasi penerimaan negara sampai dengan 31 Mei 2016, mencapai Rp496,6 triliun. Realisasi ini masih rendah, hanya mencapai 27,2 persen dari target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebesar Rp1.822,5 triliun.
Kepala Pusat Harmonisasi dan Analisis Kebijakan Kementerian Keuangan, Luky Alfirman mengungkapkan, capaian penerimaan negara dalam lima bulan terakhir berasal sektor penerimaan pajak yang mencapai Rp406,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp89,1 triliun.
"Ini masih rendah, dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp435,3 triliun," kata Luky, dalam konferensi pers di kantor Direktorat Jenderal Pajak Jakarta, Jumat 10 Juni 2016.
Menurut Luky, kurang teroptimalisasinya instrumen penerimaan perpajakan memang, karena sejumlah faktor. Misalnya, dari sektor pajak penghasilan (PPh) non minyak dan gas (migas), maupun pajak pertambahan nilai (PPN) yang mengalami penurunan karena harga minyak turun.
“PPh migas memang kurang menggembirakan, karena harga minyak, PPN juga pertumbuhannya masih minus, karena perlambatan ekonomi di kuartal pertama yang hanya tumbuh 4,9 persen," ujarnya.
Sementara itu, dari sisi penerimaan negara yang bersumber dari PNBP sampai dengan Mei 2016, hanya mencapai Rp89,1 triliun, atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai Rp98,1 triliun.
Luky mengatakan, kondisi ini dipengaruhi dari turunnya harga komoditas, yang pada akhirnya memengaruhi porsi tambahan kepada kas keuangan negara dari sektor tersebut.
"Lifting minyak menurun dan pendapatan dari sektor SDA (sumber daya alam) mineral gas dan batu bara masih di bawah target," katanya. (asp)