Sulut Klaim Berhasil Diversifikasi Konsumsi Beras
- U-Report
VIVA.co.id – Badan Ketahanan Pangan (BKP) Sulawesi Utara mengklaim, tingkat ketergantungan masyarakat Sulawesi Utara terhadap beras mulai menurun.
Hal tersebut, dibuktikan dengan kebutuhan konsumsi beras pada 2015, yang hanya sebesar 106 kilogram per tahunnya, atau turun dari 2014 lalu yang sebesar 107 kilogram dan 2013 yang sebesar 113 kilogram per tahunnya.
Penurunan tingkat ketergantungan masyarakat terhadap konsumsi beras tersebut, menandakan keberhasilan BKP Provinsi Sulawesi Utara, dalam menjalankan agenda program diversifikasi pangan.
“Ya, ada kecenderungan penurunan angka ketergantungan. Sekarang, konsumsi pangan tidak hanya mengandalkan beras, tetapi beralih ke pangan lain, seperti jagung, ubi, dan terigu,” kata Kepala BKP Sulawesi Utara, Jemmy Kuhu di Manado, Jumat 10 Juni 2016.
Menurut dia, program diversifikasi pangan di Sulawesi Utara dikemas dalam program bertajuk Gerakan Sehari Tanpa Nasi (Gentanasi). “Program ini bisa dibilang berhasil menurunkan ketergantungan masyarakat Sulawesi Utara akan beras, berkat sosialisasi yang gencar dilakukan,” katanya.
Selain program Gentanasi, konsumsi beras di Sulawesi Utara menurun, karena masyarakat mulai menyadari pentingnya gaya hidup sehat. “Banyak masyarakat yang telah mengubah pola makan, dengan mengurangi konsumsi karbohidrat dan melaksanakan program diet mengurangi makan nasi pada malam hari,” kata Jemmy.
Ia menambahkan, strategi keberhasilan program lainnya adalah pengolahan bahan pangan berkarbohidrat non beras menjadi aneka makanan yang menarik. (asp)