Hadapi La Nina, Ini Langkah Antisipasi Pemerintah
- ANTARA/Muhammad Adimaja
VIVA.co.id – La Nina diperkirakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan menghampiri Indonesia pada Juli 2016 hingga awal 2017. Iklim yang menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah dalam negeri ini dikhawatirkan akan mengganggu distribusi komoditas pangan.
Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong mengungkapkan, pemerintah telah memiliki sejumlah langkah antisipatif untuk menghadapi fenomena tersebut. Persoalan-persoalan klasik yang selama ini menjadi hambatan pun akan diminimalisasi dengan adanya perencanaan yang baik.
“Sesuai imbauan Presiden, kita harus merencanakan dari jauh-jauh hari. Kami sudah membicarakan persiapan sejak enam bulan dari sekarang,” tutur Thomas usai rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Kamis, 9 Juni 2016.
Persiapan pemerintah dalam menghadapi musim La Nina, kata Thomas, di antaranya adalah dengan memasok seluruh komoditas pangan. Hal ini dilakukan, demi meminimalisasi dampak dari fenomena tersebut yang berpotensi memicu pergeseran musim tanam.
“Kami mengharapkan dapat meneruskan kinerja, baik itu di (komoditas) beras dan membenahi kinerja yang sangat tidak optimal di (komoditas) sapi. Sekarang harus diperhatikan dengan cermat,” katanya.
Selain fenomena La Nina, mantan Bankir tersebut juga mencermati perkembangan komoditas pangan global. Misalnya seperti gula dan beras. Thomas mengatakan, harga gula dan beras saat ini menjadi perhatian lebih dari pemerintah, untuk menimbang langkah apa yang akan dilakukan ke depan.
“Kondisi pasokan dan tren harga gula saat ini memang sudah melonjak. Kita harus waspada juga dengan beras, karena banyak negara Asia yang bisa terkena dampak,” ungkapnya.