Bulog Impor 3.000 Ton Daging Sapi untuk Lebaran
- ANTARA FOTO/Ampelsa
VIVA.co.id – Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik mendapatkan mandat khusus dari Presiden Joko Widodo untuk mengimpor daging beku jenis secondary cut sebanyak 10.000 ton. Upaya itu untuk menstabilisasi harga daging sapi saat Ramadan hingga Lebaran.
Jumlah tersebut merupakan bagian dari keran impor yang dibuka pemerintah untuk impor daging beku sebanyak 27.400 ton. Lantas, berapa target yang dipatok badan usaha milik negara (BUMN) tersebut untuk ketersediaan daging sapi selama bulan puasa hingga Lebaran?
“Paling 3.000 ton atau syukur-syukur bisa melebihi sedikit,” kata Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti usai rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Kamis 9 Juni 2016.
Djarot mengatakan, impor daging beku yang sudah masuk gudang Bulog mencapai 2.050 ton. Mayoritas daging-daging tersebut berasal dari Australia. Menurut dia, pemerintah tidak memiliki cukup banyak waktu untuk memenuhi seluruh kuota impor tersebut.
Namun, Djarot mengakui bahwa instansinya saat ini tengah menjajaki untuk mengimpor daging beku dari Selandia Baru. Kendati demikian, eksekusi dari kebijakan ini akan tetap menunggu keputusan dari Kementerian Perdagangan selaku regulator utama.
“Kami sedang bernegosiasi. Kalau mereka (Selandia Baru) kasih, kami akan tambah 500 ton atau 1.000 ton. Sekarang masih proses registrasi. Intinya begitu keluar, menteri perdagangan akan keluarkan izinnya. Baru kami akan eksekusi,” ujarnya.