Dirut: Daging Sapi Bulog Murah, Tapi Tak Murahan
- Shintaloka Pradita Sicca/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) kembali mendatangkan daging sapi impor. Sebanyak 300 ton daging sapi yang dikemas dalam 10 kontainer asal Australia, datang hari ini ke kantor Bulog.
Direktur Utama Bulog, Djarot Kusumayati mengatakan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program pemerintah. Dalam upaya pengendalian harga pada Ramadan tahun ini.
"Kami pemerintah, serius menyiapkan daging untuk keperluan masyarakat," ungkap Djarot kepada wartawan di gudang Bulog, Jakarta, Kamis 9 Juni 2016.
Bulog selaku operator, tegasnya, mendapat dukungan penuh dari pemerintah untuk mendatangkan daging beku yang layak untuk dikonsumsi masyarakat. Daging yang didatangkan pun dipastikan kualitasnya, meskipun harganya murah.
"Memang daging sapi beku ini murah, tetapi bukan murahan," ucapnya.
Bulog mengklasifikasikan daging sapi beku tersebut sehat dengan beberapa standar. Pertama, jenis sapi yang dipotong adalah jenis sapi yang sehat.
Kedua, sapi dipotong di rumah pemotongan hewan (RPH) yang memiliki standar higienis internasional. Ketiga, melakukan proses yang tepat mulai dari penirisan, pembekuan, sampai dengan pengiriman.
"Sehingga, daging-daging beku ini Insya Allah halal dan tidak kalah pentingnya, bahwa daging-daging ini halal. Artinya, yang memenuhi syariat Islam. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir, karena ini sehat dan halal," sebutnya.
Distribusi daging beku ini akan dilakukan Bulog, dengan menyasar ke perumahan-perumahan, perkantoran, dan pasar-pasar tradisional. Sebab, pemerintah ingin mendekatkan produk langsung ke masyarakat.
Dia mengatakan, di pasar tradisional, Bulog memiliki outlet-outlet sendiri yang disebut Rumah Pangan kita. Sedangkan Kementerian Perdagangan ada Bapok, dan Kementerian Pertanian dengan nama Toko Tani.
Rencananya, hingga usai Ramadan, Bulog akan siapkan persediaan daging impor terus, agar tidak ada gejolak harga di pasar. (asp)