Hipmi Fashion Week 2016 Diikuti Desainer dari Australia

Model dalam gelaran Hipmi Fashion Week 2016
Sumber :
  • Bobby Andalan/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Provinsi Bali menggelar acara Fashion Week 2016. Acara yang digelar di Dapur Lebih itu diikuti 80 peserta.

Hari Ibu: Istri Gibran dan Menteri PPPA Resmikan Ruang Bersama Indonesia di 6 Provinsi

Rata-rata peserta mengambil tema etnik dari hasil karya yang ditampilkan. Dari jumlah peserta tersebut, beberapa di antaranya berasal dari Australia.

Ketua Panitia Hipmi Fashion Week 2016 I Wayan Gede Ari Danangga menjelaskan, digelarnya acara ini untuk kembali menghidupkan dunia fesyen di Bali, yang tengah lesu.

Pemerintah Kalimantan Timur Gandeng Malaysia Buat Kendalikan Dengue

"Fesyen gairahnya kurang di Bali. Acara ini bertujuan untuk menggairahkan kembali acara ini," kata Ari, Kamis, 9 Juni 2016.

Sementara Ketua Hipmi Provinsi Bali I.G.A.A Inda Trimafo Yudha menuturkan, seluruh peserta yang mengikuti perlombaan dari kalangan desainer muda. Nantinya, dari 80 sketsa yang telah dinilai akan dipilih 15 sketsa terbaik. Dari 15 sketsa yang terpilih akan dipilih tiga sketsa terbaik.

Timnas Indonesia Melawan Rasa Lelah di Piala AFF 2024

"Tiga sketsa yang terpilih diwajibkan menciptakan karyanya pada acara puncak kami nanti pada 21-31 Juli. Tiga sketsa terpilih akan kita kirim ke Hong Kong Fashion Week untuk mewakili budaya Indonesia," kata wanita yang disapa Gek Inda itu.

Sementara dari sisi bisnis, dia menuturkan, ini merupakan pintu gerbang bagi industri kreatif untuk terus bertumbuh dan bersaing di dunia.

"Melalui ajang ini, kami menciptakan wadah bagi mereka. Kami ikut mempromosikannya. Saya optimistis industri fesyen di Bali bisa bersaing di kancah nasional maupun internasional," ujar Gek Inda.

Sementara itu, Kepala Bagian Ekonomi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar, Gede Windya Brata mengaku sepenuhnya mendukung langkah Hipmi Bali mengembangkan industri fesyen di Pulau Dewata. Dia berharap ajang ini dapat mempromosikan hasil karya lokal Bali, khususnya Kabupaten Gianyar kepada masyarakat luas.

"Karya etnik yang ditampilkan sangat tepat, karena Bali memiliki beraneka ragam corak atau motif etnik yang bisa terus dikembangkan dan dikreasikan," ujar Brata.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya