Tanpa Jantung, Pemuda Ini Bisa Hidup Setahun Lebih

Stan Larkin, pasien dengan jantung buatan yang digendong
Sumber :
  • www.thenextweb.com/ University of Michigan Health System

VIVA.co.id – Seorang pemuda usia 25 tahun di Amerika Serikat, Stan Larkin merasakan mendapatkan anugerah dalam kehidupannya. Sebab, selama lebih dari setahun, yaitu 555 hari, Larkin bisa tetap hidup meski aslinya. Selama setahun belakangan, Larkin hidup dengan jantung buatan yang digendongnya.

Tanpa Obat-obatan, Zaidul Akbar Ungkap Cara Agar Terhindar dari Stroke dan Penyakit Jantung

Dikutip dari The Next Web, Rabu 8 Juni 2016, Larkin bersama saudaranya, Dominique memang mengalami masalah kelainan genetik. Keduanya mengalami cardiomypathy, sebuah kondisi genetik yang dikenal menyebabkan gagal jantung tanpa adanya peringatan sebelumnya.

Karena mendapatkan kelainan tersebut, keduanya kemudian memutuskan untuk masuk meja operasi. Tapi, kemudian dokter di University of Michigan, Amerika Serikat, menyarankan mereka untuk mengganti asli mereka dengan jantung buatan.

Terpopuler: Zodiak Sagitarius Hati-hati dengan Rekan Kerja Anda, hingga Gejala Awal Penyakit Jantung

Akhirnya, mereka ikut saran dari dokter dengan menggunakan jantung buatan, yang berupa perangkat bernama SynCardia.

SynCardia merupakan perangkat digendong yang berbobot 13,5 pon dan terhubung dengan sistem vaskular, yang memompa darah beroksigen melalui tubuh mereka.

Waspadai Penyakit Jantung, Ini Tahapan Langkah Cara Pencegahannya

Keduanya memakai jantung buatan itu sambil menunggu ada yang mau mendonorkan jantung kepada mereka. Larkin menjalani pemasangan perangkat jantung buatan oleh para ahli Universitas Michigan, Amerika Serikat pada 2014. Larkin merupakan pasien pertama yang menjalani pemasangan jantung buatan itu. Setahun kemudian, saudaranya baru menyusul pemasangan jantung buatan tersebut.

Waktu berlalu. Dominuque menggunakan jantung buatan hanya beberapa pekan sebelum menemukan donor. Tapi, beda nasibnya dengan saudaranya, Larkin harus menunggu sampai setahun lebih.

Meski sempat mengkhawatirkan para dokter yang menanganinya, ternyata Larkin “nyaman” menggunakan perangkat jantung buatan tersebut, dan meyakinkan para dokter tersebut. Bahkan, Larkin, dengan perangkat jantung buatannya itu, bisa menikmati permainan basket.

Setelah setahun lebih, akhirnya Larkin mendapatkan donor jantung pada Mei lalu dan kemudian kembali ke University of Michigan Frankel Cardiovascular Center pada bulan tersebut untuk mendapatkan transplantasi jantung.

"Ini adalah perubahan yang emosional. Saya mendapatkan transplantasi dua minggu lalu dan saya merasa seperti sentakan saat kami bicara. Saya ingin berterima kasih dan bertemu dengan keluarga yang mendonorkan jantungnya kepada saya," kata Larkin dikutip dari Science Alert.

Terkait dengan keberhasilan Larkin bertahan selama setahun lebih itu, ahli yang terlibat dalam penanganan kedua bersaudara itu mengaku bersyukur.

"Saat pertama kali bertemu, mereka berdua sangat sakit, parah. Kami ingin mereka mendapatkan transplantasi jantung, tapi kami tidak punya cukup waktu. Ada situasi anatomi khusus yang membuat teknologi tidak bisa bekerja,” kata Jonathan Haft, ahli yang mengoperasi transplantasi Larkin tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya